Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa tahun terakhir, penyaluran kredit perbankan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sempat menjadi sorotan akibat kasus kredit macet. Meski demikian, itu tak menutup peluang sektor BUMN tetap dipercaya mendapat fasilitas kredit perbankan.
Pada tahun 2023, sempat ramai terkait penyaluran kredit bank ke BUMN Karya yang mengalami gagal bayar. Alhasil, bank-bank yang memiliki portofolio kredit di perusahaan tersebut nyangkut dan harus melakukan restrukturisasi.
Direktur Corporate Banking PT Bank Mandiri Tbk Susana Indah Kris pun mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tetap akan mendukung pertumbuhan perusahaan pelat merah dengan menyalurkan kredit. Di mana, penyalurannya dilakukan secara prudent.
Ia bilang hingga periode 30 September 2023, portofolio kredit Bank Mandiri ke BUMN mencapai 41% dari total kredit secara keseluruhan yang dimiliki. Pada periode tersebut, total kredit yang dimiliki Bank Mandiri senilai Rp 1.316 triliun.
Baca Juga: BRI Danareksa Prediksi Tren IPO BUMN Bakal Sepi di Tahun Politik
“Tren portofolio kredit Mandiri ke BUMN tersebut flat dari posisi Desember 2022,” ujar Kris, Kamis (4/1).
Kris bilang saat ini fasilitas kredit yang disalurkan ke BUMN lebih difokuskan untuk pembiayaan proyek-proyek power plant, jalan tol, pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Alasannya, sektor tersebut memiliki multiplier effect guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Ia menegaskan bahwa proses pemberian fasilitas kredit tersebut tetap mempertimbangkan sektor yang tepat. Harapannya, kualitas kredit yang disalurkan bisa tetap terjaga baik.
Sebagai informasi, rasio kredit bermasalah (NPL) bank berlogo pita emas ini untuk debitur BUMN terjaga di 0,21% per September 2023. Rasio tersebut lebih rendah dibandingkan NPL kredit korporasi Bank Mandiri secara total di 0,96%.
“Kita selalu monitoring kinerja keuangan debitur secara berkala dan memperhatikan kondisi pasar serta sektor usaha debitur,” ujarnya.
Baca Juga: J Trust Bank Proyeksikan Penyaluran Kredit ke Perusahaan Jepang Tetap Tumbuh
Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn bilang pihaknya akan senantiasa menyalurkan kredit, termasuk ke sektor BUMN dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.
Memang, saat ini kontribusi kredit BCA yang disalurkan ke sektor BUMN masih tergolong kecil yaitu 10% di periode September 2023. Padahal, total kredit korporasi BCA di periode tersebut mencapai Rp 343,5 triliun.
“Kontributor terbesar untuk kredit ke BUMN adalah sektor jasa keuangan, infrastruktur sarana angkutan, dan telekomunikasi,” ujar Hera.
Hera pun menegaskan bahwa pihaknya akan terus mencari peluang untuk meningkatkan portofolio kredit, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet Leasing Bakal Menurun
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dalam survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan di November 2023 melihat kebutuhan pembiayaan korporasi hingga Februari 2024 diperkirakan meningkat.
Itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang mencapai 27,3%. Kebutuhan tersebut terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di roll-over.
Adapun, dalam pemenuhan kebutuhan dana tersebut, pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri menjadi urutan kedua. Pada posisi pertama, korporasi akan lebih menggunakan dana sendiri dari laba ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News