Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyebutkan bahwa sepanjang kuartal tiga 2024, telah membayarkan sebanyak 1,1 juta klaim dan manfaat senilai Rp 13,6 triliun atau meningkat 4% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen menerangkan bahwa komponen utama klaim dan manfaat tersebut berasal dari peningkatan klaim kesehatan sebesar Rp 4,6 triliun atau meningkat 16% secara year on year (YoY).
Karin mengungkapkan bahwa peningkatan klaim ini dibarengi dengan kondisi keuangan yang tetap sehat. Hal ini terlihat dari tingkat solvabilitas (Risk-Based Capital/RBC) sebesar 476%, yang mana jauh di atas ketentuan regulator.
Baca Juga: Prudential Indonesia telah Persiapkan Implementasi PSAK 117 Sejak 2019
“RBC yang di atas ketentuan regulator ini menunjukkan kemampuan Prudential Indonesia untuk dapat membayarkan klaim secara berkelanjutan hingga jangka panjang,” kata Karin kepada Kontan.co.id, Kamis (26/12).
Lebih lanjut, Karin mengatakan kenaikan angka klaim kesehatan yang masih tinggi hingga saat ini, salah satunya disebabkan oleh inflasi biaya medis dan perawatan yang dibebankan rumah sakit.
Menurutnya, peralatan medis impor yang digunakan rumah sakit juga akan memberi dampak pada biaya perawatan yang dibebankan sehingga inflasi medis terus berlangsung. Terlebih, data Kementerian Kesehatan menyebutkan 70% suplai alat kesehatan di Indonesia masih bergantung pada produk impor.
“Artinya, pelemahan rupiah yang terjadi dapat menambah peningkatan inflasi medis ke depannya karena tentunya transaksi yang dilakukan dalam mata uang asing khususnya dolar Amerika,” imbuhnya.
Selain itu, Karin mengatakan bahwa peningkatkan klaim asuransi kesehatan juga dipengaruhi oleh duahal. Pertama, faktor gaya hidup, di mana masih banyak masyarakat yang memiliki kebiasaan hidup kurang sehat yang berkontribusi pada peningkatan kebutuhan layanan kesehatan, dan biaya yang lebih tinggi.
Kedua, adanya over treatment atau perawatan berlebihan. Menurut dia, hal ini terjadi karena ada kekhawatiran baik dari pasien ataupun dokter akan diagnosa yang dirasa kurang tepat, sehingga dilakukan lebih banyak tes dan perawatan yang mungkin tidak diperlukan ataupun berlebihan.
Baca Juga: Prudential Indonesia Sebut Kasus Tunggakan Klaim Nasabah Rp 20 Miliar Sudah Rampung
Guna menghadapi kondisi tersebut, dia menuturkan bahwa Prudential Indonesia terus fokus berinovasi dalam memberikan layanan tambahan yang berkualitas kepada nasabah, salah satunya yakni pendampingan dan akses untuk mendapatkan opini medis dari spesialis global guna mendukung pengambilan keputusan medis yang tepat.
“Dengan layanan yang kami beri nama PRUCare Advisor, harapannya nasabah bisa mendapatkan diagnosa yang lebih akurat dan rekomendasi perawatan yang sesuai,” kata dia.
Selain itu, Karin bilang bahwa sejak tahun 2023 Prudential Indonesia telah menghadirkan PRUPriority Hospitals yaitu jaringan rumah sakit Prudential yang memberikan transparansi estimasi harga perawatan yang sesuai dengan jalur klinis.
Karin menjelaskan, hal ini merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah untuk mempertegas transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi pelayanan kesehatan, yang juga memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk nasabah.
Selanjutnya: Kinerja Saham Hasil IPO di 2024, Ini Saham yang Cuan dan Boncos
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat s/d 8 Januari 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Body Scrub
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News