Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Kinerja Bukalapak (BUKA) Melonjak Ditopang Segmen Mitra hingga Investasi di BBHI
Selanjutnya ada PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang berhasil membalikkan posisi rugi menjadi laba pada akhir 2022. AGRO membukukan laba Rp11,46 miliar dari kondisi rugi bersih Rp3,05 triliun sepanjang 2021.
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, capaian itu didapat perusahaan karena menjalankan strategi bisnis yang berfokus pada perbaikan kualitas aset dan pemulihan.
Bank Raya juga memberikan ruang untuk menajamkan fokus efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional serta peningkatan customer experience.
"Perseroan terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem BRI Group," katanya.
Di sisi lain, penyaluran kredit Bank Raya menyusut 33,10% yoy menjadi Rp 7,76 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,60 triliun. Aset Bank Raya pun turun 17,61% (YoY) menjadi Rp 13,89 triliun pada 2022.
Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan penurunan penyaluran kredit ini dampak dari langkah strategis perseroan untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnisnya.
Seiring dengan penataan portofolio tersebut, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross AGRO memang menunjukkan perbaikan menjadi 2,90% pada 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,98%. Akan tetapi, NPL nett Bank Raya naik dari 0,04% pada 2021, menjadi 0,54% pada 2022.
Dari sisi pendanaan, Bank Raya mencatat dana pihak ketiga (DPK) Rp9,8 triliun pada 2022, turun 27,35 % (YoY). Dana murah atau current account savings account (CASA) Bank Raya pun berkurang 39,05 % (YoY) menjadi Rp3,09 triliun pada 2022.
Baca Juga: Bank Digital Bersiap Menyalurkan Kredit Langsung ke Debitur
Saat ini, Raya Digital Saving telah digunakan oleh 770 ribu pengguna sejak diluncurkan pada 22 Februari 2022 dengan volume transaksi mencapai Rp 1,2 triliun melalui layanan transfer, payment (QRIS, e-wallet, pulsa, & pembelian tiket KAI).
“Kami akan meningkatkan utilisasi digital saving dari sisi fitur dan tampilan serta meningkatkan keamanan data nasabah untuk menunjang pengalaman bertransaksi perbankan digital,” ujarnya.
PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) juga mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2022. SeaBank berhasil mengubah rugi menjadi untung dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 269,2 miliar tahun 2022 dari tahun 2021 yang mencapai Rp 313,4 miliar.
Perbaikan kinerja SeaBank Indonesia terlihat mulai kuartal IV-2022, saat perusahaan membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp59,5 miliar.
Hal ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, saat perusahaan belum membukukan keuntungan.
Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan, capaian SeaBank pada tahun 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pertumbuhan penyaluran kredit, baik melalui ekosistem grup maupun yang tidak.
Hingga akhir tahun 2022, jumlah kredit yang disalurkan SeaBank Indonesia tercatat sebesar Rp15,9 triliun, atau melesat 160% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp6,1 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loan berada pada level 2,03% dan net non-performing loan berada pada level 0,13%.
Baca Juga: Kinerja Bank Konvensional Versus Bank Digital, Mana yang Lebih Ciamik?
Dari sisi pendanaan, SeaBank berhasil mengoptimalkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) dari simpanan nasabah dengan menawarkan besaran suku bunga yang bersaing dengan bank lain di Indonesia sepanjang tahun 2022.
Total DPK dari simpanan nasabah yang berhasil dicatat SeaBank sepanjang 2022 sebesar Rp21,6 triliun, meningkat Rp13,3 triliun atau 158% jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2021 yakni Rp8,3 triliun.
Per Desember 2022, SeaBank juga membukukan total aset sebesar Rp28,2 triliun, melesat156% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp11 triliun.