kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Sejumlah Multifinance Catat Perbaikan NPF hingga Desember 2024, Ini Strategi di 2025


Minggu, 23 Februari 2025 / 19:05 WIB
Sejumlah Multifinance Catat Perbaikan NPF hingga Desember 2024, Ini Strategi di 2025
ILUSTRASI. Pertumbuhan Multifinance: Pelayanan nasabah di Kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) di Tangerang Selatan, Senin (13/1/2025). Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi piutang pembiayaan industri multifinance hanya tumbuh 7%-8% pada 2025 hal ini dikarenakan karena pelemahan daya beli hingga opsen pajak kendaraan bermotor. KONTAN/Baihaki/13/1/2025


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) mencatakan perbaikan pada tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) hingga Desember 2024. Hal ini didorong oleh mitigasi risiko yang terus ditingkatkan. 

Salah satunya, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), di mana hingga Desember 2024, NPF perusahaan mencapai 1,03%. Angka ini lebih baik dari tren industri yang sebesar 2,71%. Sedangkan per Januari 2025, CNAF mencatatkan rasio NPF sebesar 1,11%. 

“Rasio NPF CNAF tersebut masih terjaga dengan cukup baik. CNAF pun optimis dapat mencapai target NPF 2025 yakni di bawah 1%,” kata Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman kepada Kontan, Jumat (21/2). 

Baca Juga: Mandiri Utama Finance (MUF) Sebut NPF Membaik Jadi 1,33% hingga Desember 2024

Ristiawan menerangkan, faktor pendorong yang membuat NPF CNAF dapat terjaga dengan baik yakni kemampuan CNAF dalam mitigasi risiko. Salah satunya melalui mengedepankan prinsip kehati-hatian serta memperkuat Know Your Customer (KYC) nasabah dengan mengedepankan metode risk based pricing yaitu, penentuan suku bunga berdasarkan tingkat risiko nasabah. 

Untuk tahun 2025 ini, Ristiawan menuturkan bahwa CNAF menargetkan rasio NPF di bawah 1%. CNAF masih konsisten untuk menargetkan angka pencapaian NPF tersebut di bawah 1%. 

Sementara itu, untuk strategi yang CNAF lakukan di tahun ini, agar angka NPF perusahaan tetap terjaga dengan baik diantaranya yakni, menerapkan metode risk based pricing, yang mana penentuan suku bunga berdasarkan tingkat risiko nasabah. 

Di sisi lain, Ristiawan bilang, sebagai upaya untuk menjagakesehatan portofolio, CNAF aktif menghimbau debitur untuk melakukan pembayaran angsuran lebih awal melalui fasilitas WA dan telephone. 

“CNAF juga memanfaatkan digitalisasi seperti teknologi telephone yang menggunakan suara robot,” imbuhnya. 

Ristiawan mengatakan, per Januari 2025, segmen NPF yang paling besar di CNAF berasal dari segmen pembiayaan multiguna yang mencapai sebesar 1,13%. 

Selaras dengan hal ini, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) juga mencatatkan perbaikan pada angka NPF hingga Desember 2024. Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo menyebutkan, NPF Clipan berada di level 1,87%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Harjanto mengatakan bahwa angka tersebut masih di bawah rata-rata industri atau masih dalam kondisi yang aman meski mengalami kenaikan. 

“Meski hingga Desember 2024 NPF kami naik, tapi kami optimis di tahun 2025 ini NPF kami akan mengalami penurunan,” kata Harjanto kepada Kontan, Jumat (21/2). 

Baca Juga: OJK Targetkan Pertumbuhan Piutang Multifinance 8%-10% pada 2025, CNAF Siapkan Jurus

Lebih lanjut, Harjanto mengatakan untuk menurunkan angka NPF di tahun 2025, Clipan akan lebih memperhatikan kualitas calon debitur dengan melakukan mitigasi risiko sesuai dengan kompeleksitas bisnis perusahaan. 

“Jadi kami tentunya akan memperketat mitigasi kredit,” imbuhnya. 

Sedangkan untuk strategi agar NPF tetap terjaga di tahun ini, dia menyebutkan bahwa Clipan akan menerapkan strategi yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dan juga menerapkan manajemen risiko yang lebih efektit. 

Di sisi lain, Harjanto mengatakan salah satu tantangan yang akan memengaruhi kinerja perusahaan pada tahun ini, yaitu potensi masih adanya penurunan daya beli masyarakat.

"Ditambah adanya bayang-bayang masih melemahnya penjualan kendaraan," ungkapnya.

Meski begitu, dia juga menyampaikan peluang yang bisa mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan pada 2025, diantaranya yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbilang cukup baik sejauh ini. Kemudian, adanya kebutuhan masyarakat terhadap layanan pembiayaan. 

“Terlebih masih adanya potensi pemangkasan suku bunga acuan ke depannya, yang juga bisa menjadi pendorong kinerja perusahaan,” ujarnya. 

Dengan berbagai faktor pendorong tersebut, Harjanto mengatakan Clipan Finance menargetkan pertumbuhan piutang pembiayaan pada tahun ini dapat berkisar 7%-8% secara tahunan.

Sementara itu, ia mengatakan, segmen dengan rasio NPF yang paling besar di Clipan Finance datang dari kendaraan bekas, utamanya motor bekas yang memang tingkat risikonya lebih tinggi. 

Baca Juga: Clipan Finance Ungkap Peluang dan Tantangan yang Bisa Pengaruhi Kinerja pada 2025

Selanjutnya: Ada Program B40, Harga TBS Sawit Malah Turun

Menarik Dibaca: Shopee Gelar Ramadan Competition Bagi Konten Kreator, Berhadiah THR Rp 10 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×