kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, kredit macet KUR BPD masih tinggi


Selasa, 05 Agustus 2014 / 12:00 WIB
Semester I, kredit macet KUR BPD masih tinggi
ILUSTRASI. Promo Dunkin edisi akhir Februari 2023 tawarkan 6 donut dan 2 minuman botol dengan harga diskon (Dok/dunkin.id)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Komite Kredit Usaha Rakyat menyatakan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia sudah mencapai Rp. 14,97 triliun di semester I 2014. Sayangnya, tingginya kredit macet masih menjadi masalah serius dalam penyaluran KUR oleh BPD.

Berdasarkan keterangan resmi dalam situs Komite KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, hingga Juni 2014, jumlah KUR yang dikucurkan sebesar Rp 14,97 triliun telah diterima oleh 188.560 usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) di seluruh Indonesia. Rata-rata kredit yang diterima debitur sebesar Rp. 79,4 juta.

Bank Jatim dan Bank Jabar Banten (BJB) masih menjadi BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar Rp. 4,32 triliun dan Rp. 3,34 triliun. Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank Kalbar merupakan Bank Pelaksana terbesar yang menyalurkan KUR masing-masing sebesar Rp. 1,84 triliun dan 412.285 miliar.

Sayangnya, sampai bulan Juni 2014, rasio kredit bermasalah atau non performing loan NPL yang terbentuk dari penyaluran KUR oleh BPD secara industri adalah sebesar 8,8%. NPL KUR tertinggi dialami oleh BJB sebesar 17,5%, disusul oleh Bank Sulut sebesar 15,7%.

Peringkat ketiga diduduki oleh Bank Jatim sebesar 14,3%. Disusul di peringkat keempat dan kelima masing-masing adalah Bank Sulteng sebesar 11,2% dan Bank Kaltim sebesar 7,7%.

Untuk itu, diperlukan konsolidasi internal di seluruh BPD untuk memperbaiki tingkat NPL yang tinggi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×