Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital mulai menerapkan strategi baru untuk menggenjot penyaluran kredit, dengan produk pinjaman langsung (direct lending) kepada nasabah melalui aplikasi. Strategi ini mencerminkan diversifikasi sejak operasional bank berbasis teknologi dirintis melalui kolaborasi dengan ekosistem digital.
Dari sepuluh bank berbasis teknologi, sebanyak sembilan bank telah memiliki produk direct lending melalui aplikasi. Produk pinjaman digital bank-bank ini berupa pinjaman tunai atau paylater dengan tenor maksimum bervariasi. Dari terpendek 6 bulan (bluExtraCash BCA Digital dan Krom Kredit) hingga terpanjang 30 bulan (Tunaiku Bank Amar dan Pinjaman Atur Sendiri Superbank).
Suku bunga yang ditawarkan juga beragam; beberapa sangat kompetitif dengan menawarkan bunga. Mulai dari 1,39% flat per bulan (Jago Dana Cepat) hingga yang menggunakan perhitungan harian (Neo Pinjam dan Superbank PAS).
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung mengatakan, produk direct lending merupakan strategi bank mengembangkan mesin penyaluran pinjaman secara organik. Empat tahun terakhir, pertumbuhan bank berkode saham ARTO itu ditopang kolaborasi bersama mitra dari ekosistem dan partner digital.
Baca Juga: Digital Lending Bank Raya Tumbuh 79,2% YoY per Juni 2025
"Kolaborasi dengan mitra ekosistem terus menjadi kontributor utama, Namun, kami juga menyadari pentingnya melakukan diversifikasi, konsisten berinovasi, serta menciptakan produk dan layanan yang mampu memberikan kontribusi signifikan di masa depan," kata dia, dalam penjelasan resmi, Jumat (14/11).
Sejak Oktober 2024, Bank Jago telah merilis produk Jago Dana Cepat guna memenuhi kebutuhan nasabah. Direktur Bank Jago Sonny C. Joseph menjelaskan produk ini menawarkan fasilitas pinjaman yang berbeda untuk setiap nasabah, salah satunya ditentukan oleh riwayat transaksi dan profiling nasabah.
“Teknologi memampukan kami mengukur profil risiko setiap debitur. Jadi, plafon kredit dan bunga yang kami kenakan bisa berbeda antara satu nasabah dengan nasabah lainnya,’’ katanya.
Produk ini mengusung konsep responsible lending atau pembiayaan yang bertanggung jawab di mana menekankan aspek transparansi, kemampuan bayar, dan edukasi finansial agar nasabah dapat mengambil keputusan yang bijak.
Baca Juga: Digital Lending Bank Amar Tembus Rp 3,55 Triliun per Juni 2025
Ke depan, Bank Jago akan meluncurkan Jago Dana Siaga, produk pinjaman baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana darurat atau pengeluaran tidak terduga. Produk yang menyediakan dana siaga tersebut merupakan lanjutan dari inovasi produk Jago Dana Cepat dengan tenor yang lebih pendek.
Sejauh ini, kontribusi produk direct lending Bank Jago terhadap total portofolio pinjaman masih terbatas, antara 4%-5% Namun, ke depan Bank Jago berharap kontribusi produk tersebut akan meningkat secara bertahap hingga dalam 4 tahun-5 tahun mendatang.
Secara umum, penyaluran kredit Bank Jago meningkat 36% menjadi Rp 23,5 triliun per September 2025. Dari jumlah outstanding kredit tersebut, sebanyak 96% berasal dari partnership dan ecosystem lending.
Di sisi lain,penyaluran pinjaman dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4%, di bawah rata-rata NPL industri perbankan.
Selanjutnya: Ditjen Pajak Temukan Rp 20 Triliun Sektor CPO di Sumatra Utara yang Belum Tergali
Menarik Dibaca: 7 Strategi Menyusun Anggaran Liburan Keluarga Akhir Tahun agar Kantong Tidak Jebol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













