kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.884   -24,00   -0,14%
  • IDX 6.619   80,64   1,23%
  • KOMPAS100 951   11,98   1,28%
  • LQ45 740   9,25   1,27%
  • ISSI 211   1,92   0,92%
  • IDX30 384   5,73   1,52%
  • IDXHIDIV20 464   6,31   1,38%
  • IDX80 108   1,27   1,20%
  • IDXV30 115   2,08   1,85%
  • IDXQ30 126   2,08   1,68%

Simpanan Nasabah Perorangan di Bank Turun, Fenomena Makan Tabungan Berlanjut?


Rabu, 23 April 2025 / 05:42 WIB
Simpanan Nasabah Perorangan di Bank Turun, Fenomena Makan Tabungan Berlanjut?
ILUSTRASI. Kredit Perbankan: Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1/2025). Dana pihak ketiga (DPK) nasabah perorangan di perbankan masih mengalami kontraksi, mencerminkan adanya perubahan perilaku keuangan masyarakat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana pihak ketiga (DPK) dari nasabah perorangan di perbankan masih mengalami kontraksi, mencerminkan adanya perubahan perilaku keuangan masyarakat. 

Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya konsumsi rumah tangga, penurunan pendapatan, peralihan ke instrumen investasi lain, serta rendahnya tingkat suku bunga.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa DPK perbankan pada Februari 2025 masih tumbuh 5,1% secara tahunan (year on year/yoy), menjadi Rp 8.612,5 triliun. Namun, DPK dari nasabah perorangan justru mengalami penurunan sebesar 1,8%, melanjutkan kontraksi 3,4% pada Januari 2025.

Baca Juga: Menanti Akhir Fenomena Makan Tabungan

Senior Vice President LPPI, Trioksa Siahaan, menjelaskan bahwa penurunan ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan konsumsi rumah tangga yang dibiayai dari tabungan, serta pergeseran preferensi ke instrumen investasi seperti emas dan surat berharga. 

Selama daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, tren penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut.

Trioksa menyarankan agar perbankan lebih kreatif dalam mempertahankan dana nasabah, misalnya dengan menawarkan program hadiah atau insentif lainnya.

Sementara itu, SVP Retail Deposit Product Sales Bank Mandiri, Evi Dempowati, menyebutkan bahwa simpanan masyarakat kelas menengah ke bawah masih menghadapi tekanan. 

Baca Juga: Tambah Benefit Bagi Nasabah Prioritas, Bank Mega Gandeng IHH Healthcare Singapura

Menurutnya, kondisi ekonomi yang menekan membuat sebagian masyarakat terpaksa menggunakan tabungannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Kendati demikian, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan DPK perorangan sebesar 5% yoy per Maret 2025, terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar 9% yoy. 

Evi memperkirakan tren simpanan masyarakat kelas menengah ke bawah akan tetap fluktuatif seiring dinamika ekonomi. Meski begitu, Bank Mandiri tetap menargetkan pertumbuhan DPK dua digit pada tahun ini.

Dorong Inovasi Digital

Untuk mencapai target tersebut, Bank Mandiri mengimplementasikan berbagai strategi, termasuk digitalisasi layanan perbankan melalui aplikasi Livin’ by Mandir. 

Inisiatif ini bertujuan meningkatkan akses dan kenyamanan nasabah ritel dalam mengelola dana, serta menghadirkan produk tabungan yang lebih fleksibel dengan fitur dan insentif menarik.

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Bisa Hentikan Fenomena Makan Tabungan

Bank Mandiri juga menjalankan berbagai program seperti akuisisi nasabah baru, loyalitas nasabah, serta kampanye yang mendorong intensitas transaksi.

Bank Tabungan Negara (BTN) juga mencatat pertumbuhan DPK perorangan sebesar 6,5% yoy per Maret 2025. Kepala Divisi Retail Funding BTN, Frengky Rosadrian, menyatakan bahwa meskipun daya beli masyarakat masih terbatas, strategi digital dan kampanye seperti optimalisasi *Bale by BTN* turut mendorong tren positif.

Menurut Frengky, perlambatan pertumbuhan DPK perorangan secara industri mencerminkan lemahnya daya beli dan meningkatnya penggunaan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. BTN, kata dia, akan terus melakukan evaluasi produk agar lebih relevan dan mampu mendorong investasi dari nasabah.

"Kami berharap pada kuartal II 2025, tren DPK perorangan dapat terus membaik melalui peningkatan aktivitas menabung dan transaksi digital, meskipun tantangan global dan domestik masih membayangi," pungkasnya.

Selanjutnya: Syarat & Cara Pengajuan KUR Syariah BSI April 2025, Tambah Modal Usai Lebaran

Menarik Dibaca: Jadwal KRL Solo-Jogja Rabu 23 April 2025 Menuju Stasiun Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×