Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Pegadaian (Persero) untuk melantai di bursa saham atau Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat belum akan terwujud.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menyatakan perseroan masih mempercantik diri terlebih dahulu. Ia menegaskan dengan cara yang benar ya bukan rekayasa.
Baca Juga: Gunakan underlying tabungan emas, Pegadaian bakal luncurkan kartu kredit
"Arahan dari Kementerian (BUMN), Pegadaian udah cantik, tapi masih bisa dipercantik lagi biar harganya bagus. Ia bilang dibutuhkan waktu untuk berbenah lebih baik selama satu hingga dua tahun mendatang," ujar Kuswiyoto di Jakarta pada Rabu (8/1).
Namun demikian, Ia menyebut tidak menutup kemungkinan tahun ini maupun di 2021. Hal ini tergantung dari restu Kementerian BUMN sebagai pemegang saham Pegadaian.
"Kalau ke arah ke sana tetap iya, kami persiapkan. Cara mempercantik diri dengan banyak cara. Kami dengan beberapa lembaga keuangan kolaborasi membuat skema pembiayaan yang bagus. Namun saya belum bisa menjelaskannya saat ini," tambah Kuswiyoto.
Sebelumnya, Pegadaian telah bersiap-siap untuk melantai di bursa efek di 2020. Untuk itu, perusahaan gadai milik negara ini mempekerjakan konsultan untuk menilai untung ruginya melakukan IPO.
Baca Juga: Harga emas makin naik, Pegadaian targetkan tambahan 2 juta ton tabungan emas
Menurut Kuswiyanto, dengan menjadi perusahaan terbuka, Pegadaian akan lebih transparan dan bisa ekspansi ke pasar global. Misalnya, memasarkan produk Pegadaian kepada para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di luar negeri.
“Bagaimana kami meraih potensi dari para TKI di luar melalui produk yang cocok dengan mereka, seperti tabungan emas dan arrum haji. Dengan produk ini mereka bisa membayarkan haji orang tuanya,” jelas dia.
Selain memperluas pasar global, potensi IPO akan menopang tambahan pendanaan perseroan meskipun kondisi finansial Pegadaian sudah kuat. Harapannya, setelah berstatus sebagai perusahaan terbuka bisa bisa bermanfaat bagi internal Pegadaian serta ekonomi makro.
Baca Juga: Pegadaian catat outstanding pembiayaan Rp 140 triliun sepanjang 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News