Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Iklim bisnis yang mendung sepertinya tidak hanya menyelimuti industri perbankan, tetapi juga industri multifinance. Tengok saja, pertumbuhan pembiayaan dari total 202 perusahaan cuma naik 12%, yakni menjadi Rp 348 triliun di akhir tahun lalu. Padahal, industri multifinance meraup kenaikan 24% di tahun sebelumnya.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengungkapkan, perlambatan akibat dari kondisi ekonomi global dan nasional, terutama setelah lahirnya ketentuan soal uang muka. “Perlambatan pertumbuhan pembiayaan dipengaruhi banyak faktor, termasuk batasan uang muka,” ujarnya ditemui KONTAN, Selasa (28/1).
Belum lagi, rencana produsen membatasi produksi kendaraan bermotor. Seperti, kendaraan bermotor roda dua yang ditargetkan diproduksi sebanyak 8 juta unit atawa hanya naik 4% ketimbang tahun lalu. Melihat kondisi ini, pelaku industri otomatis cuma bisa mematok pertumbuhan pembiayaan 5% - 10% hingga akhir tahun nanti.
Harap maklum, dari total penyaluran pembiayaan multifinance yang sebesar Rp 348 triliun, portofolio pembiayaan kendaraan bermotor mendominasi. Yaitu, sebesar Rp 147 triliun disalurkan ke roda empat dan Rp 67 triliun ke sepeda motor. Sedangkan, Rp 17,5 triliun mengalir ke pembiayaan alat berat, dan sisanya ke pembiayaan elektronik dan anjak piutang.
Pun demikian, industri multifinance menorehkan kinerja kinclong di sepanjang tahun lalu. Peningkatan aset, misalnya berhasil mencapai 17%, yakni dari Rp 341,7 triliun di 2012 menjadi Rp 401 triliun di akhir tahun lalu. Rasio kredit mandeknya pun melorot ke 1,62%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News