Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, sejumlah bank besar tercatat inefisien. Hal ini dapat dilihat dari naiknya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) per kuartal III-2019 dibandingkan periode serupa tahun lalu.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) misalnya mencatat kenaikan rasio BOPO sebesar 189 bps. Dari 70,65% pada kuartal III-2018 menjadi 72,53% pada kuartal III-2019.
Baca Juga: LPS siapkan pembayaran klaim simpanan nasabah dan likuidasi BPR Fajar Artha Makmur
“Kenaikan BOPO disebabkan oleh tekanan NIM akibat kenaikan bunga acuan BI pada 2018 lalu. Ditambah kenaikan biaya pencadangan khususnya untuk segmen korporasi,” katanya kepada Kontan.co.id.
Meski demikian, Hari bilang sejatinya rasio BOPO perseroan masih berada di bawah rasio industri perbankan yang berada di level 80,60% pada Agustus 2019.
Sementara dari catatan OJK terakhir, per Agustus kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 mencatat rasio BOPO sebesar 73,68% pada Agustus 2019, sementara dalam periode yang sama tahun lalu rasionya sebesar 71,21%.
Meskipun, sejatinya rasio BOPO BUKU 4 berada dalam tren penurunan, dimana pada Januari 2019 mencapai 84,30%.
Baca Juga: Masuk dalam indeks SRI-KEHATI, ini yang akan dilakukan Bank BTN (BBTN)
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) juga mengalami hal serupa. Hingga kuartal III-2019 rasio BOPO bank berlogo angka 46 ini mencapai 71,76%. Meningkat tipis dibandingkan periode sebelumnya sebesar70,30%.
"Rasio BOPO Kami masih di bawah rata-rata industri, dan juga di bawah target kami sebesar 73%. Hingga akhir tahun juga kami bakal mempertahankan rasio tersebut,” kata Wakil Direktur BNI Herry Sidharta.
Sedangkan dua BUKU 4 lainnya, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) justru mencatatkan penurunan rasio BOPO.
Per September 2019 rasio BOPO BCA misalnya sebesar 59,8%, lebih rendah dibandingkan September 2018 sebesar 60,2%. “BOPO kami berada di level yang sehat dibandingkan rata-rata sektor perbankan, ini didukung dari pertumbuhan pendapatan operasional yang baik, dan pengelolaan beban operasional yang terkendali,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Sasar kalangan traveler, BCA menggadeng JCB luncurkan kartu kredit BCA-JCB Black
Jahja turut mengakui secara industri perbankan, rasio BOPO memang meningkat lantaran tergerusnya NIM akibat melonjaknya bunga acuan tahun lalu.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan juga sepakat, kondisi ekonomi global dan nasional yang masih menantang pada 2019 mesti dihadapi perbankan dengan meningkatkan efisiensinya.
“Kalau dibandingkan dengan sejumlah BUKU 4, rasio BOPO Kami termasuk yang terendah, per September 2019 sendiri turun 16 bps menjadi 67,46%. Sementara hingga akhir tahun kami berupaya menjaga di level 67%-74%,” kata Panji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News