kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Transaksi Valas di Perbankan Melonjak Akibat Tren Pelemahan Rupiah


Rabu, 05 Februari 2025 / 19:29 WIB
Transaksi Valas di Perbankan Melonjak Akibat Tren Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat ditutup menguat 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar valuta asing (valas). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah masih berlanjut hingga awal tahun 2025, dengan nilai tukar yang bertahan di kisaran Rp 16.000-an per dolar AS.

Meskipun dalam beberapa kesempatan mengalami penguatan, seperti pada Rabu (5/2) ketika rupiah menguat 0,36% ke level Rp 16.293 per dolar dari hari sebelumnya, depresiasi tetap menjadi tren utama.

Baca Juga: Intip Tingkat Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri pada Rabu (5/2), Nasabah Merapat

Sepanjang tahun 2024, rupiah tercatat telah melemah 4,16%. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap meningkatnya transaksi jual beli valuta asing (valas), terutama dolar AS, di sektor perbankan.

Sejumlah bank mencatat lonjakan transaksi valas akibat pelemahan rupiah. Salah satunya adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim), yang melaporkan peningkatan signifikan dalam transaksi valas.

Hingga Desember 2024, transaksi valas di Bank Jatim naik 48,43% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Baca Juga: Cek Kurs Dollar-Rupiah di BCA pada Rabu (5/2) beserta Petunjuk Penukaran Valas

Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Service Bank Jatim Edi Masrianto menjelaskan bahwa pelemahan rupiah menguntungkan bagi nasabah, terutama pekerja migran Indonesia, yang mendapatkan gaji dalam mata uang asing.

Dengan kurs yang lebih tinggi, konversi ke rupiah menjadi lebih besar, sehingga meningkatkan jumlah transaksi remitansi melalui Bank Jatim.

“Pelemahan rupiah memberikan keuntungan bagi pekerja migran Indonesia karena gaji dalam mata uang asing menghasilkan konversi ke rupiah yang lebih besar. Ini juga mendorong peningkatan jumlah transaksi remitansi melalui Bank Jatim,” ujar Edi kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2).

Selain pekerja migran, ekosistem pengusaha ekspor-impor yang dibangun oleh Bank Jatim juga berkontribusi terhadap lonjakan transaksi valas.

Para pengusaha ini melakukan aksi jual dolar untuk memenuhi kebutuhan rupiah mereka, baik untuk keperluan operasional maupun pembayaran utang.

Baca Juga: Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mini Terhimpit Bank Bermodal Jumbo

Selain untuk kebutuhan investasi dalam bentuk rupiah (IDR), aksi jual dolar juga didorong oleh kebutuhan nasabah ritel maupun korporasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar utang, serta memenuhi kewajiban operasional seperti gaji pegawai dan pajak.

“Diversifikasi aset juga menjadi salah satu alasan nasabah individu dan korporasi mengalihkan investasi mereka ke instrumen lain, seperti saham, obligasi, atau deposito rupiah. Hal ini didukung oleh kondisi makroekonomi yang menyebabkan perubahan suku bunga rupiah lebih menarik dibandingkan dengan dolar,” tambah Edi.

Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi peningkatan penjualan dolar, salah satunya melalui aturan konversi devisa hasil ekspor (DHE) ke rupiah.

Adapun kurs jual beli valas di Bank Jatim tetap mengikuti harga pasar valuta asing.

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mencatat peningkatan transaksi valas sepanjang tahun 2024.

Transaksi untuk 18 jenis mata uang di Bank Mandiri meningkat dua kali lipat, didorong oleh nilai tukar yang kompetitif serta layanan pengiriman yang real-time dan dana yang diterima secara utuh oleh nasabah.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Masih Loyo, Ini Respon Bos Bank Mandiri

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengakui bahwa pelemahan rupiah memberikan tantangan tersendiri bagi perbankan.

Sebagai peserta aktif di pasar, Bank Mandiri terus beradaptasi dengan dinamika global maupun domestik.

“Tekanan terhadap nilai tukar berdampak pada sektor perdagangan internasional. Bank Mandiri memiliki pangsa pasar terbesar dalam pembiayaan transaksi ekspor dan impor yang membutuhkan valas,” kata Darmawan dalam paparan kinerja kuartal IV-2024, Rabu (5/2).

Lebih lanjut, Darmawan menyatakan bahwa tekanan pelemahan rupiah menjadi tantangan bagi Bank Mandiri dalam menjaga keseimbangan likuiditas.

Di satu sisi, bank perlu mendukung ekspor untuk mempertahankan pasokan valas, sementara di sisi lain, bank tetap harus fokus pada penyediaan kredit dan layanan transaksi valas bagi nasabah.

Selanjutnya: Fitur Baru Fox Logger untuk Optimalkan Penggunaan Bahan Bakar

Menarik Dibaca: Fitur Baru Fox Logger untuk Optimalkan Penggunaan Bahan Bakar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×