kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,03   -19,46   -2.11%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai tutup 97 cabang di 2019, Pegadaian siap genjot kanal digital


Jumat, 07 Februari 2020 / 14:31 WIB
Usai tutup 97 cabang di 2019, Pegadaian siap genjot kanal digital
ILUSTRASI. Aktivitas pelayanan nasabah di galeri Pegadaian Jakarta, Rabu (8/1). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/01/2020


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, PT Pegadaian (persero) telah menutup 97 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Alasan penutupan tersebut, karena telah terjadi perubahan gaya hidup masyarakat dari awalnya bertransaksi ke kantor cabang beralih ke kanal digital.

Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian Damar Latri Setiawan mengungkapkan, pada 2018 Pegadaian masih mempunyai 4.221 kantor cabang namun setahun berikutnya jumlahnya turun menjadi 4.124 kantor.

Baca Juga: Perkuat pemasaran secara digital, Pegadaian tutup 76 kantor cabang di 2019

“Alasan penutupan outlet fisik karena sudah sesuai dengan customer journey atau perjalanan pelanggan. Diketahui, nasabah sudah melek teknologi dan Pegadaian melakukan sistem bisnis ekonomi berbagi,” kata Damar kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Setelah menutup kantor cabang, Pegadaian meningkatkan transaksi lewat agen dan kanal digital. Tahun lalu saja, perusahaan gadai pelat merah ini sudah menambah 3.000 orang agen baru Pegadaian.

Untuk meningkat transaksi digital, perseroan pada 2018 telah meluncurkan Pegadaian Digital Service (PDS). Ini merupakan layanan digital Pegadaian dalam bentuk aplikasi berbasis website maupun mobile.

Dibandingkan outlet, PDS dinilai memberikan layanan lebih cepat dalam memberikan informasi serta transaksi berbagai produk Pegadaian kepada nasabah.

Baca Juga: Pegadaian lakukan kolaborasi baru dengan 7 mitra kerja

“Masyarakat sudah familiar dengan digital dan Pegadaian sudah punya PDS sehingga nasabah bisa membeli emas atau membayar angsuran melalui layanan ini,” ungkap Damar.

Menurutnya, dengan penutupan kantor cabang kinerja Pegadaian jauh lebih efisien dan telah digantikan oleh kanal-kanal pemasaran lain. Hingga saat ini, perseroan mengandalkan pemasaran serta transaksi melalui outlet, sistem keagenan, PDS, sales profesional dan marketing eksekutif.

Berkat strategi tersebut, Pegadaian mencatatkan outstanding pembiayaan mencapai lebih Rp 50,3 triliun sepanjang 2019 atau meningkat 23,8% dari realisasi tahun sebelumnya. “Alhamdulillah, kinerja Pegadaian pada 2019 bisa tumbuh 23,8% untuk outstanding loan (OSL),” tutupnya.

Baca Juga: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin usaha kepada dua perusahaan pergadaian

Adapun total pembiayaan senilai Rp 140 triliun sepanjang tahun lalu. Padahal target pertumbuhan pembiayaan tahun lalu hanya 15% yoy. Dari realisasi tersebut, bisnis gadai masih menjadi penyumbang terbesar hingga 75% dan sisanya dari bisnis lain seperti Arrum Haji dan Rahn Tasjily atau gadai tanah.

Dengan pencapaian itu, pembiayaan tahun ini ditargetkan tumbuh 17% yoy. Strategi untuk mencapai target dengan mencari sumber dana murah sehingga bisa memberikan kredit yang juga lebih murah ke nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×