Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bisnis bank di segmen jasa kustodian terus bertumbuh. Hal ini seiring dengan literasi investasi pasar modal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 15,77 juta per Maret 2025. Jumlah ini meningkat 1,77% dari periode akhir tahun 2024 lalu.
Sejumlah bank kustodian juga terlihat optimistis dana kelolaannya akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah investor tersebut.
PT. Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) misalnya, secara konsisten memperkuat bisnis kustodian guna mengoptimalkan potensi ecosystem syariah di pasar modal yang belum tergarap maksimal.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan ke Sektor Infrastruktur Terus Mengucur pada Awal 2025
Per Februari 2025, BSI telah mengelola asset under custody (AUC) mencapai lebih dari Rp 117,02 triliun, tumbuh 29,43% secara tahunan (year on year/yoy).
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan, di tahun ini perseroan optimistis bahwa dana kelolaan kustodian nasabah (AUC) akan terus meningkat, selaras dengan upaya BSI memperkuat bisnis treasury dan mendorong layanan pasar modal (capital market) berbasis syariah bagi nasabah.
"Sebagai bank kustodian, BSI terus memperkuat layanan seperti administrasian efek-efek syariah yang dimiliki nasabah," kata Wisnu kepada kontan.co.id, Senin (21/4).
Selain itu, BSI disebut memberikan layanan penyelesaian transaksi efek syariah dan pencatatan imbal hasilnya.
Wisnu menyebut, tahun ini BSI akan terus mengembangkan bisnis kustodian pada segmen ritel di antaranya reksadana ritel. Adapun produk unggulan dari BSI adalah layanan capital market berbasis syariah di antaranya safekeeping, fund services, wali amanat dan keagenan.
Setali tiga uang, PT Bank Central Asia (BCA) juga melihat tren bisnis bank kustodian masih akan tumbuh positif, selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di instrumen investasi seperti reksa dana dan surat berharga.
Adapun per Desember 2024 lalu, asset under custody BCA tercatat lebih dari Rp 430 triliun, meningkat 21% secara YoY.
Baca Juga: Bank Raya Proyeksikan Tekanan Beban Dana Belum Selesai Tahun Ini
EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn menerangkan, bahwa layanan Kustodian BCA saat ini bekerja sama dengan lebih dari 40 Manajer Investasi dan mengadministrasikan lebih dari 200 produk investasi, di antaranya berupa reksa dana terbuka, reksa dana terproteksi, reksa dana penyertaan terbatas, reksa dana ETF, serta kontrak pengelolaan portofolio efek.
BCA juga melayani berbagai jenis nasabah institusi/individu lainnya untuk penatausahaan surat berharga yang dimiliki, baik untuk surat berharga yang diperdagangkan di dalam maupun di luar negeri.
"Sesuai dengan komitmen BCA senantiasa di sisi nasabah, BCA akan terus meningkatkan layanan kustodian BCA," katanya.
Selanjutnya: Lippo Cikarang (LPCK) Lakukan Rights Issue 2,97 Miliar Saham, Begini Detailnya
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Minum Air Kunyit Secara Teratur, Gula Darah jadi Stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News