kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sampoerna butuh waktu untuk tingkatkan modal


Senin, 13 Januari 2020 / 22:47 WIB
Bank Sampoerna butuh waktu untuk tingkatkan modal
ILUSTRASI. Nasabah di Kantor Cabang Bank Sahabat Sampoerna, Jumat (8/8). Bank Sampoerna butuh waktu tingkatkan modal. KONTAN/Baihaki/9/8/2014


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sampoerna menilai rencana peningkatan ketentuan modal minimum bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 yang tengah direncanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlalu cepat.

“Jika benar diterapkan untuk modal BUKU 1 minimum menjadi Rp 3 triliun pada 2022sepertinya nggak terlalu cepat. Karena artinya bank mesti meningkatkan modal minimum lebih dari 15 kali lipat dibandingkan ketentuan saat ini,” kata Direktur Keuangan Bank Sampoerna Hengky Suryaputra kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Baca Juga: BNI sudah siap implementasikan transaksi kartu kredit pakai PIN

Meski demikian, Hengky bilang jika kelak diimplementasikan perseroan pasti akan memenuhi ketentuan tersebut. Pemegang saham disebutnya juga berkomitmen untuk tambah modal perseroan.

Sepanjang sembilan bulan pada 2019 lalu, pemegang saham perseroan juga telah tercatat menambah modal Rp 265 miliar. Ini juga yang bikin rasio kecukupan modal Bank Sampoerna per kuartal III-2019 tercatat cukup tebal sebesar 20,94%.

“Selama lima tahun terakhir pemegang saham telah menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan modal bank sesuai kebutuhan dan mematuhi ketentuan yang ada,” sambungnya.

Baca Juga: Kredit konsumsi BNI masih bisa tumbuh mumpuni

Sebelumnya Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo menyatakan pihaknya bakal segera menerbitkan beleid terkait kewajiban minimum modal BUKU 1 menjadi Rp 1 triliun mulai tahun ini. Dan bertahap akan terus ditingkatkan hingga Rp 3 triliun pada 2022.

“Kita ingin mendongkrak modal BUKU I dulu, setelah itu bisa jadi BUKU lainnya juga ikut naik. Supaya konsolidasinya cepat," katanya, Senin (13/1).

Sebagai catatan, BUKU 1 sejatinya diklasifikasikan dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun. Sementara meskipun baru akan fokus ke BUKU 1, sejumlah BUKU 2 juga akan kena imbas, sebab masih banyak yang bermodal inti di bawah Rp 2 triliun.

Baca Juga: CIMB dan Bank Mandiri siap implementasikan transaksi kartu kredit pakai PIN

Termasuk ke Bank Sampoerna, sebab per September 2019 lalu, modal inti perseroan tercatat masih sebesar Rp 1,59 triliun.

Nilai tersebut telah meningkat 24,15% (yoy) dibandingkan periode September 2018 senilai Rp 1,28 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×