kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Belum Merata, AFPI Dukung Akses Pembiayaan bagi Pelaku Usaha Perempuan


Rabu, 23 Juli 2025 / 20:10 WIB
Belum Merata, AFPI Dukung Akses Pembiayaan bagi Pelaku Usaha Perempuan
ILUSTRASI. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan tahap kedua WE Finance Code di Indonesia untuk memperluas akses pembiayaan pelaku usaha perempuan, khususnya sektor UMKM.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan tahap kedua WE Finance Code di Indonesia untuk memperluas akses pembiayaan pelaku usaha perempuan, khususnya sektor UMKM.

“Kami percaya bahwa peningkatan akses keuangan bagi wirausaha perempuan akan menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar dalam keterangan resmi, (23/7).

Komitmen ini diteken dalam agenda The National Adoption of WE Finance Code Indonesia di Jakarta. Selain AFPI, empat platform fintech lending anggotanya, yaitu GandengTangan, Crowdo, Dana Syariah, dan Qazwa juga ikut menandatangani komitmen yang sama.

Menurut Entjik, jumlah peminjam perempuan di platform anggota AFPI per Maret 2025 mencapai 12 juta orang atau 51% dari total borrower. Total nilai pinjaman outstanding tercatat sebesar Rp 41,6 triliun, naik dari Rp 31,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: AFPI Sebut Ajakan Gagal Bayar Jadi Penyebab Utama Meningkatnya TWP90 Fintech Lending

Program ini mengusung tiga fokus: dukungan di tingkat kepemimpinan, pengumpulan dan pemanfaatan data pembiayaan untuk usaha perempuan, serta pengembangan produk dan mekanisme pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM perempuan.

Perwakilan ADB, Renadi Budiman menyebut kerja sama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program. “Jika berhasil, maka akan semakin banyak perempuan yang mampu mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” ujarnya.

Baca Juga: Kredit Macet Fintech Usia di Atas 54 Meningkat, AFPI: Pengaruh Ekonomi Lesu

Bank Dunia mencatat sekitar 64,5% dari total UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan, dengan kontribusi sekitar 60% terhadap PDB. Meski demikian, kesenjangan pembiayaan masih besar dan diperkirakan mencapai US$25 miliar pada 2025.

“Ini menunjukkan pentingnya intervensi dan kebijakan afirmatif untuk mendukung wirausaha perempuan, baik dari sisi akses permodalan, pelatihan bisnis, maupun infrastruktur pendukung lainnya,” tuturnya. 

Baca Juga: Permintaan Pinjaman Online Turun, AFPI: Banyak Calon Peminjam Tak Lolos Seleksi

Selanjutnya: Saham Indofarma (INAF) Terancam Delisting dari Bursa, Analis Peringatkan Hal Ini

Menarik Dibaca: Fitur Lifestyle Hadir di PLN Mobile, Perluas Layanan ke Ranah Hiburan dan Gaya Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×