Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana atau cost of fund (CoF) mengalami tren penurunan sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya sejak pertengahan 2019 hingga tahun ini. Apalagi dengan perlambatan permintaan kredit di tengah pandemi Covid-19, bank lebih fokus menggenjot dana murah.
Sejak pertengahan 2019, BI telah menurunkan BI7DRR sebesar 175 basis point (bps) untuk membantu ekonomi yang lagi lesu. Di mana 100 bps dipangkas tahun lalu dan kembali diturnkan 75 bps sepanjang paruh pertama tahun ini di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Bank BRI misalnya, mencatatkan biaya dana per akhir Mei 2020 sebesar 3,57%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,65%. "Tren ini sejalan dengan kebijakan BI untuk menurunkan BI7DRR," kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI pada Kontan.co.id, Selasa (7/7).
Baca Juga: Biaya dana di Bank BRI alami tren penurunan
Hingga akhir tahun ini, BRI menargetkan menjaga CoF di kisaran 3,5% dengan cara mengejar dana murah atau current account saving account (CASA) dengan rasio 60% terhadap total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Untuk mengejar CASA, BRI akan melakukan peningkatan transaksi e-channel, transaction banking maupun melalui branchless banking (BRILink), yang saat ini jumlahnya telah mencapai lebih dari 420.000 agen di seluruh Indonesia.
Selain dengan penurunan BI7DRR menjadi 4,25%, Haru berharap kebijakan penurunan GWM menjadi 3% serta berbagai kebijakan pemulihan ekonomi Pemerintah bisa menambah likuiditas di sistem perbankan dan menekan biaya dana.
Bank Mandiri juga pengalami tren penurunan biaya dana seiring penurunan bunga deposito dan upaya perseroan untuk fokus menggenjot dana murah
Bank pelat merah ini menargetkan bisa menjaga biaya dana di level 2,6% -2,8% hingga akhir tahun. Itu turun dari 2,9% pada akhir 2019.
Guna menekan biaya dana, Bank Mandiri akan mengoptimalkan penghimpunan dana murah dengan fokus pada transformasi menjadi bank berbasis transaksi dan memperkuat layanan digital Bank Mandiri.
"Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki layanan digital banking yaitu Mandiri Online dan Mandiri Cash Management (MCM) untuk melayani kebutuhan nasabah secara daring (online)," kata Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri
Hingga Maret 2020, Cost of Fund Bank Mandiri masih terjaga di 2,76%, atau turun 0,19% dari periode yang sama di tahun 2019. Kebijakan BI memangkas suku bunga 75 basis point (bps) sepanjang tahun ini telah direspon Bank Mandiri dengan menurunkan suku bunga deposito. Tahun ini, bunga deposito perseroan sudah turun sekitar 0,25%-0,5% dibandingkan akhir tahun.
Baca Juga: Pemerintah tunjuk Jamkrindo dan Askrindo untuk jamin kredit modal kerja UMKM
Bank CIMB Niaga juga mengalami hal yang sama. Biaya dana bank ini untuk ritel sudah turun sebesar 45 bps per Mei dibandingkan akhir tahun lalu.
Penurunan CoF itu tidak lepas dari perkembangan CASA perseroan dimana porsinya terhadap DPK mencapai 61%.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB mengatakan, CIMB Niaga saat ini konsisten lebih fokus menghimpun dana murah dibandingkan deposito sehingga produk kredit perseroan bisa lebih kompetitif.
"Deposito kami menurun sedikit dari akhir tahun, tetapi CASA tercatat tumbuh, terutama tabungan yang meningkat sekitar 16%," katanya.
Bank kecil juga turut mengalami penurunan biaya dana. Bank Mayora menorehakn penurunan CoF untuk rupiah sebesar 100 bps pada Mei dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan untuk valuta asing turun 48 bps.
Baca Juga: Saham-saham perbankan lapis kedua menguat, ini sentimen pemicunya
Presiden Direktur Bank Mayora Irfanto Oeij bilang, pihaknya akan menjaga biaya dana di bawah 5,2% hingga akhir tahun dengan cara meningkatkan porsi CASA dan menurunkan bunga simpanan berjangka.
Per Mei 2020, porsi CASA perseroan mencapai 33.6%, naik dari 4.27% dari periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, perseroan menargetkan CASA di level 34.36%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News