Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai adanya perbankan yang masuk dalam bisnis layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater tak serta-merta menjadi halangan atau hambatan bagi layanan BNPL perusahaan pembiayaan.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, BNPL perbankan maupun perusahaan pembiayaan masing-masing memiliki pangsa pasarnya sendiri.
Nailul bilang, BNPL perbankan mempunyai target pasar banked, yang mana merupakan nasabah mereka sendiri.
"BNPL perbankan hanya perluasan produk kartu kredit mereka, tanpa memperluas pangsa pasar di luar ekosistem mereka," katanya kepada Kontan, Rabu (12/2).
Baca Juga: OJK: 221 PUJK Ganti Kerugian Konsumen Senilai Rp 214,5 Miliar Hingga Januari 2025
Sebaliknya, Nailul menerangkan BNPL perusahaan pembiayaan memiliki pangsa pasar underbanked. Meskipun demikian, dia berpendapat pertumbuhan BNPL perusahaan pembiayaan kemungkinan akan lebih besar ke depannya.
"Sebab, BNPL perbankan kebanyakan hanya menyasar ke nasabahnya sendiri. Secara pertumbuhan, pasti akan ada satu titik yang membuat pertumbuhan BNPL perbankan akan landai," tuturnya.
Nailul menyebutkan, apabila tidak ada penambahan nasabah perbankan, tentu akan sulit bagi mereka untuk menawarkan layanan BNPL.
Di sisi lain, dia berpendapat BNPL perbankan kemungkinan besar akan lebih terukur dalam melakukan penilaian calon nasabah dan lebih dapat mengantisipasi gagal bayar. Sebab, proses credit scoring mereka lebih prudent.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan BNPL perbankan bukan menjadi halangan atau hambatan bagi layanan BNPL perusahaan pembiayaan karena dalam sektor keuangan, terutama produk BNPL, ada segmennya masing-masing. Selain itu, potensi pasar BNPL juga masih terbilang luas untuk saat ini.
"Kami melihat perkembangan produk digital, terutama yang berkaitan dengan BNPL masih sangat diminati oleh masyarakat luas," ungkapnya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Selasa (11/2).
Baca Juga: ADPI Optimistis Proyeksi Pertumbuhan Aset Dana Pensiun 9%-11% pada 2025 Bisa Tercapai
Melihat pangsa pasar yang masih besar, Agusman mengimbau supaya tetap berhati-hati berdasarkan asas prudent dalam menyalurkan pembiayaan.
Sebagai informasi, OJK mencatat penyaluran pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan mencapai Rp 6,82 triliun per Desember 2024. Nilai itu meningkat sebesar 37,6%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Adapun pembiayaan BNPL perbankan tercatat sebesar Rp 22,12 triliun per Desember 2024. Nilai itu mengalami pertumbuhan sebesar 43,76% secara YoY.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Daerah Khusus Jakarta Terbaru: Lengkap 6 Wilayah
Menarik Dibaca: Promo Dunkin Beli 1 Gratis 1 Semua Jenis Minuman, Tiap Selasa Bulan Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News