kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ganti pengurus tak bagi dividen, begini hasil RUPST BRI Agro


Rabu, 19 Februari 2020 / 19:58 WIB
Ganti pengurus tak bagi dividen, begini hasil RUPST BRI Agro


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) menyetujui perubahan susunan pengurus BRI Agro. Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/2) RUPS menyetujui pengangkatan Budi Satria sebagai Komisaris Utama perseroan.

Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pengangkatan Ebeneser Girsang sebagai Direktur Utama BRI Agro. Sekaligus menunjuk Arif Wicaksono sebagai Direktur Operasional dan Keuangan serta Ernawan sebagai Direktur Legal, Compliance and Human Capital BRI Agro.

Adapun susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris BRI Agro menjadi sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

- Komisaris Utama : Sdr. Budi Satria*

- Komisaris Independen : Sdr. A.Y Soepadmo

- Komisaris Independen : Sdr. Anna Maria Tjiadharma 

- Komisaris : Sdr. I.B.K Suamba Manuaba

Direksi :

- Direktur Utama : Sdr. Ebeneser Girsang*

- Direktur Operasional dan Keuangan : Sdr Arif Wicaksono*

- Direktur Bisnis : Sdr. Sigit Murtiyoso

- Direktur Risk Management : Sdr. Herry Prayudi

- Direktur Legal, Compliance and Human Capital : Sdr. Ernawan*

*) Efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Nah, dalam RUPST ini perseroan sepakat untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Lantaran perusahaan menilai masih membutuhkan penguatan modal untuk meningkatkan ekspansi kredit.

Sementara itu dari sisi kinerja, per akhir 2019 lalu bank bersandi saham AGRO ini mencatat kenaikan aset sebesar 16,1% secara year on year (yoy) dari Rp 23,31 triliun menjadi Rp 27,07 triliun.

Pertumbuhan Total Aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 23,58% (yoy) dari sebesar Rp 15,67 triliun pada tahun 2018 menjadi sebesar Rp 19,37 triliun pada tahun 2019.

Kontribusi sektor agribisnis yang menjadi fokus perseroan adalah salah satu penopang pertumbuhan penyaluran kredit Perseroan.

"Porsi penyaluran kredit kepada sektor agribisnis sendiri tercatat sebesar 56% dengan penyaluran terbesar pada komoditas kelapa sawit yaitu sebesar 81,22% kemudian kehutanan dan kayu sebesar 4,17%, gula sebesar 3,9% dan lain-lainnya sebesar 10,98%," tulis Hirawan Nur Kustono dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/2).

Kinerja BRI Agro selama tahun 2019 tidak lepas dari kontribusi produk pinjaman berbasis digital yaitu Pinang yang telah diluncurkan pada bulan Februari 2019 di Kota Solo Jawa Tengah.

Pinang sendiri merupakan pinjaman berbasis aplikasi pertama yang dikembangkan oleh perbankan dan sudah fully digital. Pada tahun 2019, Pinang telah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 7.000 debitur dengan total penyaluran kredit sebesar Rp 30,6 miliar dengan Outstanding sebesar Rp 22,8 miliar.

Dari sisi liabilitas, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BRI Agro tercatat meningkat sebesar 17,05% yoy dari sebesar Rp 18,06 triliun tahun 2018 menjadi sebesar Rp 21,14 triliun pada tahun 2019 (audited).

Komposisi DPK terdiri dari deposito sebesar 85,69% sedangkan produk Giro dan Tabungan masing-masing memiliki komposisi sebesar 9,12% dan 5,18% terhadap total DPK.

Berkat pencapaian tersebut, total laba bersih mencapai Rp 51,06 miliar. Ditopang dari pendapatan bunga yang tumbuh 23,51% secara yoy menjadi Rp 2,05 triliun per akhir 2019. Dari sisi likuiditas, rasio likuiditas (LDR) BRI Agro masih dapat terjaga pada level aman yakni sebesar 91,59% sesuai parameter yang ditetapkan oleh regulator.

Selain itu, tingkat likuiditas di luar rasio LDR yaitu RIM masih tetap terjaga pada level 90,77%. Dari sisi ekuitas, BRI Agro tetap memiliki ekuitas yang solid dengan Tier-1 CAR sebesar 23,49% dan Total CAR sebesar 24,28% pada 2019. Angka tersebut masih jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh regulator.

Pada tahun 2019 Perseroan mencatat NPL Net sebesar 4,86% yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,78% pada 2018. Peningkatan NPL tersebut terjadi karena adanya penurunan kualitas kredit pada segmen menengah dan ritel.

Untuk menekan rasio NPL, maka strategi yang dilakukan Perseroan adalah dengan melakukan restrukturisasi dan meningkatkan frekuensi lelang dengan cara pembuatan website lelang dan melakukan kerja sama dengan balai lelang swasta.

Selain menjelaskan mengenai kinerja Perseroan, Direksi memberikan penjelasan mengenai prospek dan fokus perusahaan untuk tahun 2020 adalah perbaikan kualitas kredit serta pengembangan produk untuk meningkatkan CASA.

 Strategi perbaikan kinerja diharapkan dapat menekan rasio NPL sehingga menjadi lebih baik dan ditopang dengan pengembangan produk simpanan yang dapat meningkatkan transaksi seperti QR payment, debit card dan digital saving.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×