Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyalurkan kredit pada kuartal I 2017 Rp 396,52 triliun atau tumbuh sebesar 21,4% secara tahunan atau year on year (yoy) dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 326,74 triliun.
Sementara itu, dari sisi distribusinya kredit BNI masih didominasi oleh kredit korporasi atau sebesar 23,7% dari total kredit bank badan usaha milik negara (BUMN) sebanyak 20%. Berdasarkan paparan kinerja perseroan, kredit korporasi tumbuh 25,8% menjadi Rp 195,07 triliun per akhir Maret 2017. Dari total kredit korporasi, mayoritas kredit mengalir ke sektor manufaktur sebesar Rp 44,39 triliun atau sebanyak 22,8% dari total kredit korporasi.
Meski dari segi porsi cukup besar, tercatat kredit ke sektor manufaktur turun sebanyak 9,0% dibarengi dengan rasio kredit bermasalah yang meninggi dari 2,6% pada Kuartal I 2016 menjadi 3,4% di Kuartal I tahun ini. Sementara itu, porsi kredit korporasi BNI berada di sektor pertanian sebanyak 19,8%, Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebesar 8,5%, Konstruksi dengan porsi 6,2%, Kelistrikan, Gas, dan Air sebesar 13,7% serta Pertambangan 5,9%. “Proyek-proyek Infrastruktur masih menjanjikan dengan efek berantainya yang positif antara lain dalam meningkatkan lapangan kerja baru,” ujar Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob T. Ananta di Jakarta, Rabu (12/4).
Lebih lanjut Bob menyebut selain infrastruktur, salah satu roda penggerak kredit BNI berasal dari kredit ke perusahaan BUMN yang tumbuh sebesar 37,8% yoy menjadi sebesar Rp 79,48 triliun.
Sementara itu sebesar 16,6% dari total kredit disalurkan ke sektor konsumer. Kredit Konsumer BNI tumbuh 13,8% dimana kredit berbasis Payroll menjadi penggerak utama dengan pertumbuhan 118,1% (yoy). “Rekening payroll kita menjadi 1,7 juta rekening, atau tumbuh 1 juta secara tahunan,” ujar Direktur Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News