kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   4,45   0.48%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG tertekan, dana kelolaan wealth management Commonwealth masih tumbuh 10%


Senin, 22 Juni 2020 / 20:18 WIB
IHSG tertekan, dana kelolaan wealth management Commonwealth masih tumbuh 10%
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Commonwealth Bank di Jakarta, Jumat (6/3/2020).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Commonwealth masih tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan bisnis wealth management meskipun pasar saham mengalami tekanan tahun ini. Penjualan produk berbasis saham memang tertekan tetapi produk obligasi masih mengalami pertumbuhan.

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan, dana kelolaan bisnis Wealth Management Bank bank ini per akhir Mei mengalami pertumbuhan 10% dari akhir tahun 2019. "Produk yang tumbuh paling utama adalah obligasi berdenominasi rupiah yang tumbuh hampir 30%," katanya pada Kontan.co.id, Senin (22/6).

Baca Juga: Tertinggi 5,83%, lihat daftar bunga deposito bank di awal pekan ini

Hingga akhir Mei lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan 24,54% sejak awal tahun. Penurunan ini berdampak pada produk wealth management reksadana saham.

IHSG sudah kembali naik dari titik terendah 3,937 pada 24 Maret 2020 ke level 4,918 di 22 Juni. Sudah ada kenaikan 24,89% dalam waktu kurang dari 12 minggu. Oleh karena itu, kata Ivan, Commonwealth selalu aktif memberikan informasi mengenai kondisi market sebagai acuan bagi nasabah untuk berinvestasi sehingga tidak panik dan kembali ke tujuan investasi jangka panjang.

Namun, nasabah saat ini masih wait and see masuk kembali ke pasar saham. Commonwealth memperkirakan nasabah baru akan percaya diri masuk ke pasar saham pada kuartal III. "Salah satu faktornya adalah dari sisi valuasi saat ini di level 14x sehingga akan jadi saat yang tepat untuk investasi. Pasalnya, valuasi IHSG secara historikal di level 17-18x," jelasnya.

Commonwealth memperkirakan fluktuasi pasar saham masih akan berlanjut beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, bank ini menyarankan nasabah memperbesar porsi obligasi. Ivan bilang, pasar obligasi diuntungkan dengan kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral global dan BI sehingga membuat harga obligasi naik. 

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi di bank kini cuma 5,83%, bunga BTN terbesar di semua tenor

Selain itu, sejak pertengahan April arus dana asing terlihat telah mulai masuk ke pasar obligasi Indonesia yang tercatat melakukan pembelian bersih Rp 20 triliun dan disusul dengan menguatnya nilai tukar rupiah dan stabil di level 14.000.

Di tengah kondisi saat ini, Commonwealth juga memberikan solusi kepada nasabah berupa portofolio alokasi aset investasi. Disarankan untuk profil risiko balanced, 40% dana bisa ditempatkan pada obligasi, 35% reksa dana pasar uang, dan 25% pada reksadana saham. " Untuk porsi saham, kami lebih merekomendasikan reksa dana saham yang fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar," ujar Ivan.

Commonwealth optimis bisa mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan bisnis wealth management lebih tinggi hingga akhir tahun yang akan didorong oleh produk obligasi dan kembalinya optimisme nasabah untuk berinvestasi pada reksa dana saham di semester kedua 2020.

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 3,95%, Mandiri 5,13%, BNI 5,5%, BRI 5,35%

Untuk mencapai itu, bank ini akan aktif mendampingi nasabah untuk membantu dalam mengambil keputusan investasi melalui acara rutin Market Update secara online maupun lewat sosial media.

Bank ini juga mengembangkan aplikasi Commbank SmartWealth yang memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk melakukan pembelian obligasi ritel di pasar perdana dan dalam waktu dekat akan merilis fitur transaksi reksa dana dan obligasi di pasar sekunder di aplikasi Commbank SmartWealth.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×