kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingat, Jiwasraya terlalu besar untuk gagal (too big to fail)


Selasa, 17 Desember 2019 / 23:12 WIB
Ingat, Jiwasraya terlalu besar untuk gagal (too big to fail)
ILUSTRASI. Tampilan gedung kantor pusat Asuransi Jiwasraya di Jakarta, Selasa (15/1). Untuk mengatasi masalah likuiditas di Jiwasraya, pemerintah akan mengundang BUMN dan investor asing masuk menjadi pemegang saham di Jiwasraya. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

Dus, kasus gagal bayar tahun 2019 nampaknya kembali menjadi ledakan bom, bisa tambah membesar bahkan pecah.

Kontan juga mendapatkan dokumen bertajuk rahasia yang menggambarkan jalan berliku penyehatan asuransi Jiwasraya.

Jalan Panjang dan Berliku Penyehatan Jiwasraya

Periode 1

Tahun 2006-2008

Asuransi milik Negara Jiwasraya sejatinya sudah defisit per 31 Desember 2006 sebesar
Rp 3,29 triliun per 31 Desember 2006/

Isu utama saat itu defisit akibat jumlah aset jauh lebih rendah dibandingkan kewajiban. Akhir 2008 defisit Jiwasraya sebesar Rp 5,7 triliun.

Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan 2006 dan 2007 adalah pendapat disclaimer. Keuangan Jiwasraya tak dapat diandalkan untuk mendukung manfaat polis

Periode 2

Tahun 2009-2010

Defisit Asuransi Jiwasraya per 31 Desember 2009 sebesar Rp 6,3 triliun

Tahun 2009, pemegang saham mengusulkan mengatasi insolvent melalui penyelamatan dengan APBN

Tahun 2010 Jiwasraya mengusulkan alternatif berupa model penyehatan jangka pendek dengan mereasuransikan sebagian kewajiban pemegang polis ke perusahaan reasuransi. Regulator setuju

Tahun 2010 setelah direasuransi, kondisi Jiwasaraya menjadi solvent. Jumlah kekayaan Rp 5,5 triliun dan kewajiban Rp 4,7 triliun (dari seharusnya Rp 10,7 triliun). Sehingga ekuitas surplus RP 800 miliar

Periode 3

Tahun 2011-2012

Asuransi Jiwastraya sempat surplus per 31 Desember 2011 sebesar Rp 1,3 trilin (dengan skema finansial reasuransi)

Tahun 2011-2012  regulator meminta Jiwasraya dan pemegang saham menyampaikan alternatif penyelesaian komprehensif dan fundamental. Skema finansial reasuransi bersifat sementara

Akhir 2012 pemegang saham menyampaikan alternatif penyelesaian dengan pemanfaatan sinergi BUMN, tapi tidak terealisasi.

Ketika ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 31 Desember 2012 surplus Rp 1,6 triliun (masih skema finansial reasuransi). Tanpa skema finansial reasuransi masih defisit Rp 5,2 triliun

Berikutnya: Jalan Berliku Sehatkan Jiwasraya




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×