Reporter: Adhitya Himawan, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Pelambatan ekonomi domestik belum berdampak ke kinerja bank pembangunan daerah (BPD). Terbukti, hingga kuartal III 2013, penyaluran kredit bank daerah masih moncer.
Bank Bengkulu, misalnya, hingga akhir September 2013 mencetak penyaluran kredit sebesar Rp 2,38 triliun. Jumlah tersebut melesat 29,36% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 1,84 triliun. Sementara, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per September 2013 mencapai Rp 3,33 triliun, naik 12,7% ketimbang periode sama 2012.
Meski penyaluran kredit melesat, Direktur Utama Bank Bengkulu, Wimran Ismaun, mengatakan Bank Bengkulu mencatat rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross di level 0,4%. Memang, NPL pada kuartal III 2013 tercatat meningkat ketimbang posisi NPL per September 2012 di level 0,1%.
Penyaluran kredit yang tumbuh signifikan menjadi penopang Bank Bengkulu meraup laba sebesar Rp 102 miliar pada kuartal III 2013. Laba sebelum pajak ini melesat 39,4% ketimbang pencapaian laba pada kuartal III 2012 sebesar Rp 73 miliar.
Dengan kinerja kuartal III yang moncer, Wimran optimistis, Bank Bengkulu bisa mencapai target laba pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 120 miliar. "Target kredit naik 24% ketimbang posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,05 triliun," ujar Wimran.
Laba Bank Kalimantan Selatan (Kalsel) per September 2013 juga moncer. Pada kuartal III 2013, Bank Kalsel meraup laba Rp 194,4 miliar. Jumlah ini meningkat 22% ketimbang laba periode sama tahun 2012 sebesar Rp 159,26 miliar.
Direktur Utama Bank Kalsel, Juni Rif'at, mengatakan penyaluran kredit hingga September 2013 mencapai Rp 6,08 triliun. Penyaluran kredit melesat 30,69% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 4,5 triliun. DPK Bank Kalsel juga tercatat meningkat meski hanya 5,65% menjadi Rp 10,99 triliun.
Kenaikan kredit yang lebih cepat dibandingkan DPK, mendorong kenaikan rasio kredit terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) menjadi 62,02%. Pada kuartal III tahun lalu, LDR Bank Kalsel cuma berada di posisi 47,6%.
Menurut Juni, kenaikan LDR belum terlalu signifikan, lantaran struktur dana jangka pendek masih dominan. Juni menambahkan, rasio kredit bermasalah sedikit membaik. Per kuartal III 2013, NPL Bank Kalsel sebesar 1,92%, menurun dibanding posisi kuartal III 2012 sebesar 2,02%.
Lantaran penyaluran kredit cukup ekspansif, Bank Kalsel harus rela rasio kecukupan modal aliaas capital adequacy ratio (CAR) tergerus. Per September 2012, CAR Bank Kalsel tercatat 14,62%. Sementara pada September 2013, CAR menurun di posisi 2013.
Sementara, Bank Nagari pada kuartal III mencatat penyaluran kredit sebesar
Rp 12,28 triliun. Penyaluran kredit tercatat tumbuh 16,49% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 10,54 triliun.
Direktur Utama Bank Nagari Suryadi Asmi, mengatakan penghimpunan DPK justru tercatat naik lebih tinggi ketimbang kredit. Per kuartal III 2013, Bank daera Sumatera Barat ini menghimpun DPK 13,5 triliun, naik 18,44% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 11,39 triliun.
Lantaran DPK tumbuh lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit, Bank Nagari harus rela menurunkan LDR. Pada kuartal III 2013, LDR Bank Nagari berada di posisi 90,36%, menurun 1,41% ketimbang periode sama tahun sebelumnya.
Sementara, rasio kredit bermasalah membaik. Hingga September 2013, NPL Bank Nagari berada di posisi 1,43%, jauh lebih rendah dibanding posisi NPL per September 2012 sebesar 0,41%.
Meski kredit dan DPK tumbuh lumayan, Bank Nagari cuma mencetak kenaikan laba sebesar 1,2%. Pada kuartal III 2013, laba Bank Nagari tercatat sebesar Rp 217,84 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News