Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi industri fintech peer to peer (P2P) lending masih dalam keadaan sehat. Hal ini tercermin dari tingkat TWP90 para penyelenggara fintech P2P lending yang masih stabil dan dalam batas aman.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech P2P lending pada Februari 2024 tercatat dalam kondisi terjaga.
Tingkat TWP90 pada Februari 2024 sebesar 2,95%. Nilai itu masih sama dengan posisi Januari 2024 sebesar 2,95%, sedangkan TWP90 pada Desember 2023 tercatat sebesar 2,93%.
"Terkait kualitas pinjaman itu sekarang masih di bawah 5%, itu artinya masih terjaga," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman kepada Kontan.co.id, Kamis (4/4).
Baca Juga: Akseleran Menargetkan Angka TWP Bisa di Bawah 1%
Mengenai hal itu, Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan per tanggal 31 Maret 2024, TWP90 Modalku tercatat berada di angka 2,3%. Arthur bilang angka tersebut bergerak positif karena mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,2%.
"Kami akan menjaga tingkat TWP90 tetap di bawah 5% pada tahun ini sesuai dengan standar institusi keuangan dan harapannya terus menurun dengan berbagai mitigasi risiko yang dijalankan," kata Arthur kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).
Menanggapi maraknya kasus gagal bayar, Modalku mengatakan akan tetap konsisten untuk menjaga pertumbuhan kredit melalui prinsip kehati-hatian (prudential norm) dan manajemen risiko dalam menjalankan proses pendanaan. Antara lain dengan memilih sektor industri yang saat ini sedang berkembang serta meningkatkan uji kelayakan kredit UMKM dengan lebih baik.
Lebih lanjut, Modalku juga meningkatkan monitoring dan kontrol sebagai upaya deteksi awal apabila terjadi penurunan kualitas portofolio dan upaya penagihan, pemulihan, dan penyelamatan kredit.
Sementara PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyampaikan bahwa perusahaan tidak mengalami kredit macet. Hal ini terlihat dari NPL Akseleran yang kecil, di mana TKB90 per Jumat (5/4) lalu tercatat berada di 99,78%, TKB60 di 99,64%, TKB30 di 99,57%, dan TKB0 di 98,86%.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan di saat yang sama profibilitas Akseleran juga terus meningkat. Tahun ini pada Januari-Maret tercatat membukukan profit dan harapannya di sepanjang tahun ini akan terus membukukan profit.
"Sementara Opex kami berhasil turunkan sekitar 40% dibanding tahun lalu, sedangkan revenue kami targetkan naik 30% sejalan dengan target kenaikan penyaluran volume pinjaman kami," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).
Baca Juga: Modalku Terapkan Sejumlah Strategi untuk Menekan Angka Pinjaman Macet
Adapun untuk meminimalisir risiko NPL, Akseleran menggunakan strategi dengan melakukan assesment pinjaman secara prudent dan memastikan borrower memiliki cash yang memadai untuk bisa sustain pinjamannya.
"Underlying pinjamannya (invoice, po atau inventory) valid, dan history credit si borrower juga masih bagus. Hal ini yang menjadi kunci kami bisa memiliki NPL yang rendah," tuturnya.
Adapun sebagai lini pertahanan terakhir, Akseleran menyediakan credit insurance yang cover 99% pokok pinjaman yang tertunggak. Akseleran menargetkan ke depannya TWK akan tetap stabil dan tidak lebih dari 1% seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
Terkait maraknya kasus gagal bayar, Akseleran melihat hal ini ini menjadi kesempatan untuk meluaskan dan penetrasi pasar, karena NPL perusahaan yang stabil.
Kemudian Direktur Marketing PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash, Indra Suryawan juga mengatakan angka TWP perusahaan berada di dalam angka yang stabil dan akan terus mempertahankan agar angka ini bisa tetap stabil ke depannya.