kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kondisi Industri Fintech P2P Lending Diklaim Masih Sehat


Minggu, 14 April 2024 / 19:47 WIB
Kondisi Industri Fintech P2P Lending Diklaim Masih Sehat
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi industri fintech peer to peer (P2P) lending masih dalam keadaan sehat. Hal ini tercermin dari tingkat TWP90 para penyelenggara fintech P2P lending yang masih stabil dan dalam batas aman.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech P2P lending pada Februari 2024 tercatat dalam kondisi terjaga.

Tingkat TWP90 pada Februari 2024 sebesar 2,95%. Nilai itu masih sama dengan posisi Januari 2024 sebesar 2,95%, sedangkan TWP90 pada Desember 2023 tercatat sebesar 2,93%.

"Terkait kualitas pinjaman itu sekarang masih di bawah 5%, itu artinya masih terjaga," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman kepada Kontan.co.id, Kamis (4/4).

Baca Juga: Akseleran Menargetkan Angka TWP Bisa di Bawah 1%

Mengenai hal itu, Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan per tanggal 31 Maret 2024, TWP90 Modalku tercatat berada di angka 2,3%. Arthur bilang angka tersebut bergerak positif karena mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,2%.

"Kami akan menjaga tingkat TWP90 tetap di bawah 5% pada tahun ini sesuai dengan standar institusi keuangan dan harapannya terus menurun dengan berbagai mitigasi risiko yang dijalankan," kata Arthur kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Menanggapi maraknya kasus gagal bayar, Modalku mengatakan akan tetap konsisten untuk menjaga pertumbuhan kredit melalui prinsip kehati-hatian (prudential norm) dan manajemen risiko dalam menjalankan proses pendanaan. Antara lain dengan memilih sektor industri yang saat ini sedang berkembang serta meningkatkan uji kelayakan kredit UMKM dengan lebih baik. 

Lebih lanjut, Modalku juga meningkatkan monitoring dan kontrol sebagai upaya deteksi awal apabila terjadi penurunan kualitas portofolio dan upaya penagihan, pemulihan, dan penyelamatan kredit.

Sementara PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyampaikan bahwa perusahaan tidak mengalami kredit macet. Hal ini terlihat dari NPL Akseleran yang kecil, di mana TKB90 per Jumat (5/4) lalu tercatat berada di 99,78%, TKB60 di 99,64%, TKB30 di 99,57%, dan TKB0 di 98,86%.

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan di saat yang sama profibilitas Akseleran juga terus meningkat. Tahun ini pada Januari-Maret tercatat membukukan profit dan harapannya di sepanjang tahun ini akan terus membukukan profit.

"Sementara Opex kami berhasil turunkan sekitar 40% dibanding tahun lalu, sedangkan revenue kami targetkan naik 30% sejalan dengan target kenaikan penyaluran volume pinjaman kami," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Baca Juga: Modalku Terapkan Sejumlah Strategi untuk Menekan Angka Pinjaman Macet

Adapun untuk meminimalisir risiko NPL, Akseleran menggunakan strategi dengan melakukan assesment pinjaman secara prudent dan memastikan borrower memiliki cash yang memadai untuk bisa sustain pinjamannya.

"Underlying pinjamannya (invoice, po atau inventory) valid, dan history credit si borrower juga masih bagus. Hal ini yang menjadi kunci kami bisa memiliki NPL yang rendah," tuturnya.

Adapun sebagai lini pertahanan terakhir, Akseleran menyediakan credit insurance yang cover 99% pokok pinjaman yang tertunggak. Akseleran menargetkan ke depannya TWK akan tetap stabil dan tidak lebih dari 1% seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.

Terkait maraknya kasus gagal bayar, Akseleran melihat hal ini ini menjadi kesempatan untuk meluaskan dan penetrasi pasar, karena NPL perusahaan yang stabil.

Kemudian Direktur Marketing PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash, Indra Suryawan juga mengatakan angka TWP perusahaan berada di dalam angka yang stabil dan akan terus mempertahankan agar angka ini bisa tetap stabil ke depannya.

"Kami selalu menargetkan lebih baik dari angka minimal yang ditentukan oleh OJK," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Indra bilang, pihaknya selalu mengedepankan proses yang prudent yang mengedepankan kehati-hatian dalam proses akuisisi customer, maupun segmen-segmen usaha yang sudah didanai saat ini dengan salah satunya menggunakan credit scoring yang adaptif.

Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menekan kredit macet dengan menerapkan berbagai langkah. Salah satunya dengan meningkatkan standar penilaian kredit untuk memastikan peminjam memiliki kemampuan membayar yang memadai.

"Platform fintech P2P juga diimbau untuk memantau secara ketat aktivitas pinjaman dan melakukan intervensi dini untuk mencegah potensi gagal bayar," kata Entjik kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).

Entjik bilang, bagi peminjam yang mengalami kesulitan membayar, fintech P2P menawarkan opsi restrukturisasi utang untuk membantu mereka memenuhi kewajibannya. 

Adapun upaya lainnya yang berjalan beriringan adalah memberikan edukasi dan literasi keuangan kepada peminjam untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko dan tanggung jawab pinjaman.

Selain itu, AFPI memiliki Pedoman Perilaku yang mencakup prinsip-prinsip penilaian kredit yang bertanggung jawab dan penanganan kredit macet yang adil. Kerja sama dengan OJK untuk mengembangkan infrastruktur pelaporan data yang akurat dan komprehensif pun terus dilakukan.

Sebagai upaya tambahan, AFPI juga melakukan pemantauan berkala terhadap anggota untuk memastikan kepatuhan terhadap standar industri. 

"Kami percaya bahwa upaya-upaya ini akan terus membantu menekan tingkat kredit macet dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri fintech P2P," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×