kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meski belum terdampak, perbankan tetap waspadai virus corona


Senin, 10 Februari 2020 / 20:44 WIB
Meski belum terdampak, perbankan tetap waspadai virus corona
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank BNI Jakarta, Senin (27/1). Perbankan juga perlu mulai waspada terhadap dampak dari virus Corona./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/01/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan juga perlu mulai waspada terhadap dampak dari virus corona. Meskipun sejauh ini beberapa bankir mengaku pembiayaan ke sektor berbasis ekspor impor masih aman dari dampak wabah itu, namun ke depan bank perlu lebih waspada karena beberapa industri lokal sudah mulai merasakan dampaknya.

Walau belum ada hitungan kerugian atas efek penurunan ekspor impor, industri dalam negeri sudah merasakan efek wabah Korona. Utamanya, pasca China mengumumkan perpanjangan libur kerja. Industri yang sudah merasakan efek langsung anatar lain eksportir kelapa sawit, karet dan batubara. Tak hanya itu, importir bahan baku makanan, buah, bawah putih hingga bahan baku farmasi.

Baca Juga: Perbankan bidik pelapak daring

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menyebut permintaan ekspor kelapa sawit Indonesia ke China umumnya mencapai 5 juta ton per tahun, kini permintaan mulai turun.

Ekspor lain karet juga mulai mengerut. Dalam laporan resmi ke Kementerian Industri, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) menyebut, importir China menunda pembayaran pembelian karet karena libur sesuai kebijakan Tiongkok.

Direktur Tresuri dan Internasional Bank BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, dalam sepekan terakhir, pihaknya sudah melakukan penilaian terhadap beberapa sektor ekonomi atau lapangan usaha yang kemungkinan terpapar dampak negatif penyebaran virus corona yang menjalar ke perekonomian sejumlah negara yg memiliki relasi bisnis dengan Cina.

Penilaian tersebut dapat mengidentifikasi kredit yang tersalur ke beberapa sektor ekonomi seperti manufaktur, komoditas (batubara, copper, CPO), pariwisata (transportasi udara, hotel, perdagangan, restoran) dan farmasi atau kesehatan. Dengan penilaian itu maka BNI bisa melakukan langkah preemptive untuk menjaga kualitas kredit supaya NPL baru bisa dicegah dan loan at risk (LaR) bisa diturunkan.

Baca Juga: Hindari masalah soal fidusia, bunga multifinance bisa saja naik

"Sebenarnya efek virus corona terhadap ekonomi Indonesia itu minimal atau terbatas, namun kami tetap harus mencermati efeknya ke sektor perbankan yang posisinya ada di hilir. Sejauh pemantauan kami sampai saat ini, perkembangan kredit BNI masih on track," kata Bob pada Kontan.co.id, Senin (10/2).

Bob menyakini, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi efek virus corona ke perekonomian domestik.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×