Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan alokasi penyertaan modal negara (PMN) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Rapat Kerja Komisi XI DPR RI. Pemerintah telah menetapkan tahun depan pemerintah mengalokasikan PMN senilai Rp 18,7 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan nilai tersebut akan disuntikkan untuk mendorong peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam percepatan pembangunan di 2020.
Dari total PNM tahun depan, perinciannya antara lain, PT SMF mendapatkan injeksi modal sebanyak Rp 2,5 triliun, PT Hutama Karya mendapat jatah Rp 3,5 triliun.
Sedangkan PT PNM memeroleh tambahan modal Rp 1 triliun, sedangkan PT Geo Dipa Energi sebanyak Rp 700 miliar, dan PT PLN senilai Rp 5 triliun.
Baca Juga: Jiwasraya butuh dana Rp 32,89 triliun, OJK: Masih kami pelajari
Selain itu Kemenkeu juga menganggarkan PNM untuk penguatan neraca transaksi berjalan sebanyak Rp 1 triliun.
Namun, Kemenkeu belum mengalokasikan anggaran untuk penyelamatan kondisi keuangan Jiwasraya yang tengah terbelit pengetatan likuiditas.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyatakan proses penyelamatan Jiwasraya masih terus diupayakan oleh pemerintah. Ia mengaku Kemenkeu dan Kementerian BUMN sudah melakukan koordinasi mengenai langkah yang akan diambil. Ia pun bilang akan diumumkan secara lengkap.
Terkait penyertaan modal negara untuk Jiwasrata, Isa mengaku sudah dibahas dengan Kementerian BUMN. Ia melihat ada cara-cara lain yang nanti akan dijelaskan oleh pihak BUMN mengenai mengatasi Jiwasraya.
“Seperti tadi dibilang dan DPR juga bilang jangan setiap kali (upaya dengan) tambah modal, sementara prospek kurang atau belum jelas. Intinya kita akan tangani masalah jiwasraya itu, tidak harus selalu dengan penyertaan modal negara (PMN). Bagaimana? Tunggu caranya,” jelas Isa.
Memang salah satu upaya yang bisa diambil oleh pemenang saham Jiwasraya terkait kondisi keuangan Jiwasraya adalah dengan melakukan tambahan modal. Kendati demikian, Kementerian BUMN juga telah menyiapkan opsi lainnya dengan membentuk anak perusahaan yakni PT Jiwasaraya Putera.
Nantinya anak usaha ini akan dicarikan investor. Lewat langkah ini, Kementerian BUMN berupaya agar kondisi keuangan Jiwasraya lambat laun bisa teratasi.
Pendirian anak usaha ini diharapkan menghasilkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk memperbaiki likuiditas dan rasio profitabilitas Jiwasraya.
Sebelumnya Kementerian BUMN menyatakan Jiwasraya Putra sudah siap dilepas ke investor strategis. Ada sembilan investor baik asing maupun lokal yang tertarik berinvestasi ke Jiwasraya Putra.
Baca Juga: DPR Berencana Memanggil Direksi Jiwasraya Lama
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyatakan nilai valuasi dari Jiwasraya Putra itu mencapai Rp 9 triliun.
Dari data yang diperoleh Kontan.co.id, perusahaan asuransi jiwa ini membutuhkan dana Rp 32,89 triliun agar bisa mencapai rasio Risk Based Capital (RBC) minimal 120%.
Data ini berasal dari salinan rapat kerja atau rapat dengar pendapat (RDP) yang dibacakan oleh Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, pada Kamis (7/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News