kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Permintaan Kredit Masih Lesu Meski Stimulus Likuiditas Digelontorkan


Rabu, 22 Oktober 2025 / 19:55 WIB
Permintaan Kredit Masih Lesu Meski Stimulus Likuiditas Digelontorkan
ILUSTRASI. Permintaan kredit yang belum kuat masih dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku usaha, serta suku bunga kredit yang relatif tinggi.KONTAN/Baihaki/13/1/2025


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Permintaan kredit perbankan masih dalam tren lesu. Data Bank Indonesia menunjukkan jika pertumbuhan kredit masih di bawah target di kisaran 8%-11%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menebut, pada September 2025, kredit perbankan tumbuh 7,70% secara tahunan (yoy), walaupun sedikit meningkat dari 7,56% (yoy) pada Agustus 2025.

Ia mengakui, permintaan kredit yang belum kuat masih dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal korporasi, serta suku bunga kredit yang relatif tinggi.

Kondisi tersebut tercermin dari fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) yang masih cukup besar, mencapai Rp 2.374,8 triliun atau 22,54% dari total plafon kredit yang tersedia. Mayoritas berasal dari segmen korporasi, terutama sektor perdagangan, industri, dan pertambangan, dengan dominasi pada kredit modal kerja.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Kredit, BI Luncurkan KLM Baru Berbasis Kinerja dan Komitmen Bank

Secara rinci, pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi melambat masing-masing menjadi 3,37% (yoy) dan 7,42% (yoy), sedangkan kredit investasi justru meningkat menjadi 15,18% (yoy). Adapun kredit UMKM dan pembiayaan syariah tumbuh lebih lambat, yakni 0,23% (yoy) dan 7,55% (yoy).

"Kami memperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2025 akan berada di batas bawah kisaran 8–11%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (22/10/2025). 

Untuk mendorong akselerasi kredit, BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), termasuk memperbaiki struktur suku bunga perbankan.

BI Juga tetap memberikan insentif likuiditas makroprudensial (KLM). Hingga minggu pertama Oktober 2025, total insentif KLM mencapai Rp393 triliun, yang disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp173,6 triliun, BUSN sebesar Rp174,4 triliun, BPD sebesar Rp39,1 triliun, dan KCBA sebesar Rp5,7 triliun.

Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai pelemahan daya beli masyarakat yang masih berlangsung menjadi salah satu faktor utama mengapa penyaluran kredit bank belum optimal.

“Daya beli belum sepenuhnya pulih, sehingga permintaan kredit juga masih terbatas. Ini membuat pertumbuhan kredit perbankan belum bisa langsung melesat,” kata Trioksa.

Ia menjelaskan, besarnya nilai undisbursed loan juga menunjukkan bahwa dunia usaha masih bersikap hati-hati dalam mengambil pembiayaan. 

“Besarnya nilai undisbursed loan menunjukkan bahwa potensi penyerapan kredit memang masih besar. Tapi selama permintaan dari sisi konsumsi dan investasi belum kuat, kredit tidak akan langsung terserap,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Trioksa memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional hingga akhir 2025 akan berada di kisaran 7% hingga 8%. Angka ini mencerminkan pemulihan yang bertahap, meskipun belum sesuai ekspektasi awal tahun.

Dalam situasi ini, menurutnya, bank-bank perlu lebih fokus menjaga likuiditas serta menekan biaya operasional. Efisiensi dinilai menjadi kunci agar bank tetap dapat menjaga margin, sekaligus membuka ruang untuk menurunkan suku bunga kredit.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan Masih Tertahan, Hanya Tumbuh 7,7% pada September 2025

“Strateginya adalah dengan menjaga likuiditas dan meningkatkan efisiensi operasional. Bila biaya dana (cost of fund) bisa ditekan, maka bunga kredit juga bisa turun. Ini bisa menjadi stimulus tambahan untuk mendorong permintaan kredit,” jelas Trioksa.

Ke depan, ia berharap akselerasi pertumbuhan kredit bisa tercapai seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga dan membaiknya prospek usaha, yang pada akhirnya akan memperkuat permintaan terhadap pembiayaan.

Adapun PT Bank Syariah Indonesia (BSI) masih cukup optimistis sampai dengan akhir tahun bisa mencapai target kinerja kredit sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang ditetapkan perseroan.

Optimisme ini seiring dengan capaian kinerja BSI pada  Agustus 2025 dengan rerata indikator kinerja keuangan BSI tumbuh dobel digit.

Per Agustus 2025, total pembiayaan BSI tercatat meningkat 14,46% (yoy) menjadi Rp 260,76 triliun pada Agustus 2024. Tren pembiayaan tersebut mengalami penguatan dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 14,21% (yoy).

"Dengan pertumbuhan pembiayaan double digit kami targetkan bisa dicapai sekitar 13%-15%. Dan tentu fokusnya BSI adalah retail termasuk produk unique syariah, yaitu bisnis emas yang memang tumbuh sangat baik," kata Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho.

Tentu kata Ade tidak hanya fokus pada bisnis emas, karena pihaknya juga punya segmen UMKM, baik SME maupun mikro yang pihaknya lihat juga pertumbuhannya cukup stabil dan yang terpenting sehat.

Sementara Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengaku, di kuartal  ketiga 2025, kredit perseroan masih tumbuh positif sekitar 4,6%. Namun terlihat ada perlambatan dibanding dengan kuartal kedua 2025. Perlambatan disebut terjadi dari berbagai segmen.

Pada semester II-2025 penyaluran kredit CIMB Niaga naik 6,8% yoy menjadi Rp 231,8 triliun.

"Kami masih menargetkan pertumbuhan pos sampai akhir tahun single digit sekitar 5%-7&," ujar Lani.

Lani menyebut, pada tahun ini pihaknya akan tetap fokus menyalurkan kredit ke segmen UKM, KPR dan selected korporasi. "Namun melihat market NPL juga kami akan konsisten untuk kredit yang prudent," katanya.

PT Bank Mandiri justru mematok pertumbuhan kredit di kisaran 8% sampai dengan 10%, lebih rendah dibandingkan target sebelumnya sebesar 10% sampai 12%.

Pada Agustus 2025, portofolio kredit dari Bank Mandiri tetap mampu mengalami peningkatan. Kredit yang BMRI salurkan mencapai Rp 1.353 triliun atau naik 10,74% YoY. 

Sebelumnya, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, perubahan target tersebut bertujuan mengoptimalkan portofolio pinjaman untuk meningkatkan profitabilitas perseroan.

"Selain itu, revisi juga dilakukan untuk menyelaraskan pertumbuhan kredit dengan ekspansi simpanan, serta memprioritaskan sektor-sektor yang sehat dan mendorong pertumbuhan rantai nilai berbasis ekosistem," kata Novita.

Perseroan disebut akan tetap menjaga kualitas aset dengan target rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) berada pada level sehat.

Di tahun ini, Bank Mandiri juga akan fokus pada pembiayaan industri yang masuk ke dalam loan portfolio guideline perseroan. Sektor-sektor prioritas meliputi industri makanan dan minuman, perkebunan energi dan air, serta telekomunikasi dan jasa kesehatan.

Di sisi lain, Novita menyampaikan bahwa tambahan likuiditas dari pemerintah sebesar Rp 55 triliun memberikan ruang lebih besar bagi perseroan untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas yang mendukung agenda pembangunan nasional. 

“Dengan tambahan (likuiditas) Rp 55 triliun, kapasitas pembiayaan kami semakin kuat untuk menopang sektor-sektor produktif yang meningkatkan daya saing ekspor dan memperluas lapangan kerja, sekaligus memperkuat ekonomi kerakyatan,” ujar Novita.

Bank Mandiri berkomitmen menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor strategis seperti perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi SDA dan energi terbarukan, infrastruktur, layanan kesehatan, manufaktur, kawasan industri, serta UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Selanjutnya: Shutdown AS Ganggu Rencana Unilever Lepas Bisnis Es Krim Magnum

Menarik Dibaca: Bunda Clinic MRT Dukuh Atas Diresmikan, Fokus Pada Vaksinasi dan Wellness

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×