Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
Di sisi lain sejumlah bankir menyebut likuiditas mereka masih cukup memadai, meskipun ancaman pengetatan likuiditas selalu ada. Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) Yuddy Renaldi mengatakan, melambatnya pertumbuhan DPK di akhir tahun merupakan upaya perbankan mencoba menjaga agar tekanan suku bunga tidak terlalu berat di akhir tahun.
"Sehingga tidak mendorong pertumbuhan yang terlampau tinggi dan hanya menjaga pertumbuhan dana untuk mengimbangi pertumbuhan kredit dengan rasio yang optimal," kata dia.
Lebih lanjut, Yuddy menyebut, BJB saat ini telah melakukan pengelolaan aset dan liabilitas yang didorong pada titik optimal untuk meminimalisir tekanan biaya dana. Pihaknya juga menjaga pertumbuhan DPK untuk mengimbangi pertumbuhan kredit dan memenuhi rasio likuiditas.
Sementara itu Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, dalam menjaga pertumbuhan likuiditas, Bank Mandiri terus mendorong pertumbuhan dana murah (CASA) dalam memperkuat likuiditas secara berkelanjutan.
"Dalam menjaga likuiditas, Bank Mandiri optimistis pada tahun 2024 pertumbuhan DPK masih dapat menopang pemenuhan likuiditas guna menunjang kebutuhan ekspansi bisnis," kata Ali kepada Kontan, Selasa (9/1).
Baca Juga: BTN Bidik Simpanan Deposito Nasabah Tajir Bisa Tembus Rp 10 Triliun Tahun Ini
Ali menambahkan, apabila dibutuhkan Bank Mandiri dapat melakukan pendanaan melalui instrumen wholesale funding sebagai salah satu upaya memperoleh pendanaan stabil jangka menengah dan panjang dengan tetap mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, serta governance yang berlaku.
Adapun sampai November 2023, Bank Mandiri mencatat himpunan DPK secara bank only tumbuh 6,06% yoy menjadi Rp 1.193,23 triliun yang ditopang dana murah atau CASA. Dari jumlah tersebut, total CASA yang berhasil dihimpun mencapai Rp 942,76 triliun, naik 8,69% YoY.
Rasio dana murah atau CASA Ratio Bank Mandiri juga telah berhasil naik menjadi 79% secara bank only pada November 2023. Membaik bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,09%.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Nasabah, Begini Strategi Bank Digital Pada 2024
Sementara, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, saat ini, likuiditas BCA tetap terjaga dan memadai. Loan to deposit ratio (LDR) BCA tercatat sebesar 67,4% di sembilan bulan pertama tahun 2023, naik dari 63,3% pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Pendanaan inti BCA berasal dari pendanaan giro dan tabungan (CASA) yang didukung oleh perbankan transaksi yang handal, dan masih terus tumbuh," kata dia kepada Kontan.
Hera menyebut, BCA senantiasa optimistis untuk menjaga pertumbuhan kinerja di tahun 2024, selaras dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian dan geopolitik global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News