Reporter: Christine Novita Nababan, Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Jatuhnya nilai tukar rupiah yang dalam memang membuat dag-dig-dug. Apalagi, dalam waktu bersamaan, ekonomi juga tak kunjung bergerak, bahkan menjauh dari harapan. Lantaran rupiah ambruk, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku sudah melakukan uji ketahanan (stress test) bersama sejumlah bank.
Ini pula yang membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjingkat, dengan dengan cepat melakukan uji ketahanan (stress test) bank-bank. OJK nampaknya tak ingin krisis yang meluluhlantakkan ekonomi di tahun 1997/1998 bakal berulang.
Hasilnya: Alhamdullilah, daya tahan perbankan kita masih oke dalam menghadapi gejolak nilai tukar, bahkan hingga rupiah di level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat. "Mereka masih tahan lantaran rasio kecukupan modal mereka besar," ungkap Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, kemarin. (13/8).
Hingga paruh pertama tahun 2015 ini, rasio kecukupan modal perbankan atau capital adequacy ratio atau CAR sebesar 20,28%, jauh di atas ketentuan minimum 8%. Sementara, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dalam hitungan nett hanya 1,25% dan NPL gross 2,45%. Dengan performa itu pula, Muliaman yakin, daya tahan bank-bank kita jauh lebih bagus ketimbang 1998.
Meski begitu, tak seluruh bank lolos uji ketahanan. Muliaman bilang, ada empat bank kecil yang masuk bank umum kegiatan usaha (BUKU) I akan terpapar dengan pelemahan rupiah. Makanya, OJK minta empat bank itu menambah modal, lantaran CAR tergerus dan NPL melesat di level 5%.
Meski hasil uji ketahanan bagus, bank-bank besar mengaku waspada dengan gejolak nilai tukar. Mereka khawatir efek pelemahan rupiah akan melorotkan kemampuan debitur membayar utang. Efeknya, kredit macet melesat. Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargyo bilang, stress test internal menunjukkan, NPL BRI berpotensi naik ke 3,6% dari saat ini 2,33%. Adapun CAR BRI yang kini 20,41% akan tergerus menjadi 16%.
Direktur Risk Management CIMB Niaga Vera Handajani mengatakan, kualitas aset CIMB Niaga bakal memburuk jika rupiah tembus Rp 14.000. NPL gross CIMB Niaga per Juni 4,28% . “Hasil stress test dengan skenario moderat maupun ekstrem, CAR CIMB Niaga terjaga CAR minimum regulator,” ujar Vera.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo bilang, hasil uji ketahanan menunjukkan, CAR Mandiri masih kokoh di 17,7%. , "Eksposur mata uang asing Mandiri cuma 15% dari total kredit," ujar dia. Dalam situasi sekarang, OJK terus berkoordinasi dengan bank-bank besar. OJK tak mau kecolongan bank terkapar seperti 1988.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News