kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sinyal-sinyal Fintech Payment sasar transaksi syariah


Selasa, 24 September 2019 / 13:30 WIB
Sinyal-sinyal Fintech Payment sasar transaksi syariah
Danu Wicaksana, CEO PT. Fintek Karya Nusantara (LinkAja)


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gurihnya pasar syariah bukan hanya dilirik oleh dunia perbankan tetapi juga fintech payment. Baru-baru ini, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) berencana meluncurkan produk payment berbasis syariah yaitu LinkAjA syariah pada November 2019 depan.

CEO LinkAjA Danu Wicaksana mengaku telah mendapatkan sertifikasi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Lewat sertifikat ini, LinkAja tinggal menunggu persetujuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai regulator uang elektronik di tanah air.

Baca Juga: Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 dorong sinergi keuangan digital

“Sekarang kami sedang mengurus ke BI dan sudah menunjuk Dewan Pengaras Syariah juga. Bagaimanapun, MUI sudah setuju dan bersedia mengambil bagian,” kata Danu di Jakarta, Selasa (24/9).

Hingga akhir 2020, LinkAja Syariah membidik 1 juta pengguna yang mengakses produk pembayaran syariah ini. Danu optimistis target tersebut akan tercapai, mengingat masih banyak komunitas yang ragu menggunakan e-money konvensional dengan alasan riba. Tapi adanya produk ini bisa membuat mereka lebih nyaman. Misalnya, komunitas muslim dan orang-orang pesantren berpotensi gunakan LinkAja syariah.

“Ada segmen yang membutuhkan produk dengan akad syariah dan kami menangkap fenomena itu. Jadi, kami akan melengkapi produk ke pelanggan, apalagi produk ini tidak akan kanibal terhadap pengguna konvensional justru market bisa lebih luas lagi,” tambahnya.

Selain LinkAja, GoPay juga masuk transaksi syariah. CEO GoPay Aldi Haryopratomo mengatakan telah menyediakan program kemudahan bersedekah GoPay. Dalam program ini salah satunya bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

“Kalau di masjid-masjid sudah ada sedekah digital yang sekarang popular. Sedekah digital ini bisa tumbuh dua kali lipat dari donasi, karena itu kesempatan mereka untuk memberikan donasi jadi lebih mudah,” ungkapnya.

Baca Juga: Konglomerasi Keuangan di Bisnis Non-Bank Kian Menggurita premium

Adapula program swadaya dari Gojek yang memudahkan untuk menyicil tabungan umrah di BNI Syariah. Melalui program ini, mitra Gojek berpeluang mendapatkan kemudahan cicilan umrah, diskon untuk kebutuhan sehari-hari sampai kesempatan bisnis.

OVO belum bisa memastikan kapan masuk ke bisnis syariah. Director of Enterprise Payment OVO Harianto Gunawan mengaku pilihan untuk mengeluarkan produk syariah atau tidak itu balik lagi kepada kebutuhan pelanggan. Yang pasti, pihaknya akan terus mengembangkan inovasi sesuai kebutuhan mereka.

“Kalau tahun ini ada rencana [menerbitkan produk syariah], pasti kami akan mengundang wartawan,” ujarnya.

Pemain lain, DANA belum ada niatan keluarkan produk syariah. Karena perusahaan payment ini baru beroperasi selama setahun dan masih fokus mengerjakan rencana bisnis yang lain.

Baca Juga: Ovo Pimpin Pasar Uang Elektronik, GoPay di Peringkat Kedua premium

CEO DANA Vincent Henry Iswaratioso menyatakan pihaknya tengah membidik 171 juta pengguna internet di Indonesia.

“Kita masih fokus penetrasi ke pasar-pasar. Apalagi chanelling e-commerce nambah terus kok. Hampir semua aplikasi online yang ada di Indonesia, kami sudah bekerja sama dengan mereka,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×