Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja asuransi unitlink jenis saham tercatat paling moncer di antara jenis lain per Maret 2024.
Berdasarkan data Infovesta Utama, secara Year to Date (YtD) kinerja untlink berjenis saham memberikan rata-rata imbal hasil (return) sebesar 2,56% per Maret 2024.
Disusul unitlink campuran yang memberikan rata-rata imbal hasil sebesar 1,02%. Adapun unitlink jenis pasar uang memberikan rata-rata return 0,92%. Selain itu, unitlink pendapatan tetap tercatat memberikan rata-rata return 0,09%% per Maret 2024.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, kinerja unitlink di sepanjang tahun ini masih prospektif. Hal ini seiring dengan proyeksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga akan tumbuh positif tahun ini.
Baca Juga: Hingga Maret 2024, Unitlink Saham Masih Mencatatkan Kinerja Paling Moncer
"Kinerja unitlink bisa didorong oleh sentimen positif dari global tahun ini yakni ekspektasi tingkat suku bunga acuan bank sentral global maupun the Fed (FFR)," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).
Selain itu, juga dari sentimen BI (BI-7DRR) yang sudah mencapai puncaknya dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan tahun ini terutama di semester kedua.
Sejak awal tahun, data Infovesta mencatat PRUlink US Dollar Global Tech Equity Fund menjadi perusahaan dengan return paling tinggi mencatatkan yaitu sebesar 17,19%.
Disusul oleh Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Funds US$ dengan return sebesar 13,09%, PFI Mega Life USD Global Equity Opportunity Fund dengan return sebesar 12,84%, Manulife Dana Ekuitas Teknologi Global Dolar dengan return 10,05%, Manulife Dana Ekuitas Teknologi Kesehatan Global Dolar US dengan return 9,11%.
Baca Juga: Unitlink Saham Catatkan Kinerja Paling Moncer Per Maret 2024
Kemudian TM Global Syariah Equity Fund dengan return 8,53%, PRUlink Rupiah Global Low Volatility Equity Fund dengan return 8,21%, USD Prime Global Equity Fund dengan return 8,15%, FWD Excellent Equity Fund dengan return 8,11%, dan AVA Equity Dollar Fund dengan return 8,04%.
PT BNI Life Insurance menyampaikan pihaknya hanya menempatkan pada saham yang masuk ke dalam Index LQ45, Indeks IDX30, dan Indeks Kompas100.
"Kinerja unitlink saham yang positif adalah karena strategi pembobotan atas saham-saham pada indeks tersebut sesuai dengan kondisi market yang telah diproyeksikan," kata Eben kepada Kontan.co.id, Jumat (5/4).
Dalam regulasi BNI Life Insurance, pihaknya menempatkan kepada banyak saham yang sesuai batasan kebijakan investasi perusahaan. Namun, Eben bilang, akan terus bijak dalam menentukan bobot saham sesuai sektornya.
Baca Juga: Produk Tradisional Diramal Masih Akan Mendominasi Bisnis Asuransi Jiwa Tahun Ini
BNI Life Insurance juga memiliki strategi untuk menempatkan dana pada saham. Seperti pada umumnya, setiap melakukan investasi pastinya harus melakukan analisa secara menyeluruh, salah satunya dengan menggunakan top-down analysis yaitu dengan menganalisa kondisi makro ekonomi.
Kemudian melihat sektor atau industri apa yang akan bertumbuh atau melemah, dan juga melihat juga historikal kinerja dari tiap-tiap perusahaan di sektor tersebut. "Penting juga untuk melakukan diversifikasi, untuk mengukur risiko yang mungkin terjadi," tutur Eben.
Sementara PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyampaikan pihaknya mengatur pemilihan portofolio secara seimbang.
"Dengan cara melalui kepemilikan pada berbagai instrumen investasi. Selain itu, kami juga mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup," ungkap Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/4).
Baca Juga: Industri Asuransi Jiwa Proyeksikan Produk Tradisional Masih Mendominasi pada 2024
Untuk proyeksi ke depan, Generali mengungkapkan akan terus memantau perkembangan pasar dan memonitor masing-masing instrumen untuk pengalokasian portofolio yang juga ditentukan dengan profil investasi nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News