kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Usai Terbitkan Sukuk Mudharabah, BSI Tegaskan Likuiditas Masih Terjaga


Senin, 14 Juli 2025 / 21:38 WIB
Usai Terbitkan Sukuk Mudharabah, BSI Tegaskan Likuiditas Masih Terjaga
ILUSTRASI. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menerbitkan Sukuk Mudharabah Berlandaskan Keberlanjutan Berkelanjutan l Bank BSI Tahap ll Tahun 2025 (Sukuk Sustainability) senilai Rp 5 triliun. KONTAN/Baihaki/25/11/2024


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menerbitkan Sukuk Mudharabah Berlandaskan Keberlanjutan Berkelanjutan l Bank BSI Tahap ll Tahun 2025 (Sukuk Sustainability) senilai Rp 5 triliun.

Sukuk Mudharabah ini merupakan kelanjutan penawaran Sukuk Keberlanjutan I Tahap I tahun 2024 senilai Rp 3 triliun. Penawaran sukuk Tahap II ini telah dilakuan pada 19-23 Juni 2025 lalu.

Mengenai hal ini, Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyampaikan meskipun BSI baru saja menerbitkan sukuk, ia menegaskan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap menjadi sumber pendanaan utama. Bob menjelaskan bahwa penerbitan Sukuk Mudharabah ini menjadi alternatif strategis untuk mengelola struktur pendanaan jangka panjang yang lebih stabil.

"BSI menerbitkan Sukuk Mudharabah ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendanaan jangka panjang yang selaras dengan prinsip syariah dan prinsip keberlanjutan (sustainability)," terang Bob kepada Kontan, Senin (14/7).

Baca Juga: Genjot Pembiayaan Berkelanjutan, BSI Terbitkan Sustainability Sukuk Rp 5 Triliun

Meskipun BSI baru menerbitkan sukuk, Bob menegaskan bahwa posisi likuiditas Bank BSI saat ini berada pada level yang cukup kuat dan terjaga, tercermin dari rasio-rasio kehati-hatian yang sehat, termasuk rasio alat likuid terhadap DPK dan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang masih dalam batas aman regulator.

Sebagai informasi saja, LDR industri terpantau meningkat. Kondisi ini merujuk dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menunjukkan LDR per Mei 2025 di angka 88,16%. Rasio ini meningkat dibandingkan April 2025, yang sebesar 87,99%. Bila LDR perbankan menunjukkan peningkatan, mengindikasikan adanya potensi pengetatan likuiditas di sektor perbankan.

Menurutnya dengan penerbitan sukuk ini, BSI justru semakin memperkuat buffer likuiditasnya, terutama untuk mengantisipasi kebutuhan pembiayaan jangka menengah-panjang dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Baca Juga: BSI Siapkan Rp 1,7 Triliun Lunasi Sukuk Berkelanjutan yang Jatuh Tempo Juni 2025

Penerbitan sukuk ini menjadi alternatif strategis untuk mengelola struktur pendanaan jangka panjang yang lebih stabil. Bob menyebut DPK cenderung bersifat jangka pendek dan fluktuatif, apalagi di tengah persaingan margin hasil yang meningkat.

"Sedangkan sukuk memungkinkan BSI untuk memperoleh dana dalam jangka waktu yang lebih panjang dan tetap sesuai prinsip syariah, sehingga menyediakan potensi biaya dana yang lebih kompetitif tergantung kondisi pasar," terangnya.

Terakhir, ia menjelaskan bahwa dana yang diperoleh dari sukuk ini digunakan untuk pembiayaan sektor-sektor prioritas berkelanjutan yang menjadi fokus BSI, sekaligus mendukung komitmen BSI dalam mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) dan transisi keuangan syariah yang berkelanjutan di Indonesia. Penerbitan sukuk selain diversifikasi source of funding adalah kontribusi BSI untuk pengembangan pasar modal syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×