Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengambil langkah lain untuk mendorong pasar uang antar bank, dengan menaikkan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 8,00%, dan tetap mempertahankan bunga deposit facility sebesar 5,75%. Dengan begitu, diharapkan bank akan lebih memilih mencari dana di pasar uang daripada meminjam dana dari BI.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI mengatakan, kebijakan kenaikan bunga lending facility ini agar likuiditas perbankan beredar di kalangan perbankan yang sedang membutuhkan likuiditas, sehingga pasar keuangan perbankan di Tanah Air lebih dalam lagi.
Sementara itu, Hendar, Deputi Gubernur BI menambahkan, kenaikan bunga lending facility ini akan membuat bank enggan meminjam dana di BI, karena suku bunganya mahal dibandingkan tingkat bunga di pasar uang yang sebesar 5,75%. “Pinjam dana di BI lebih mahal kan,” ucapnya.
Lanjutnya, strategi ini juga akan membuat likuiditas bank tidak terganggu dengan kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps. Karena, jika kelebihan likuiditas, mereka akan melepas dana di pasar uang dibandingkan di simpan di BI, karena deposit facility tidak naik.
Harapannya, transaksi pasar uang antar bank akan terus naik setelah ada kebijakan ini. Saat ini, rata-rata transaksi pasar uang antar bank mencapai Rp 10 triliun - Rp 11 triliun per hari. "Kedepan, kami masih akan menunggu kebijakan fiskal Pemerintah arahnya gimana," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News