Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank syariah mencatatkan kinerja keuangan yang beragam sepanjang tiga bulan pertama tahun 2025. Lantas, siapa yang mencatatkan performa paling unggul?
Bank Syariah Indonesia (BSI)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 1,87 triliun pada kuartal I-2025, tumbuh 10% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp 1,70 triliun pada periode sama tahun lalu.
Peningkatan laba ini ditopang oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang naik 9% YoY menjadi Rp 4,77 triliun, dari sebelumnya Rp 4,38 triliun.
Baca Juga: Dikabarkan Bakal Lepas dari Bank Mandiri, Begini Komentar Manajemen BSI
Namun demikian, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga meningkat 22,7% menjadi Rp 664 miliar dibandingkan Rp 541 miliar pada kuartal I-2024.
Dari sisi intermediasi, pembiayaan BSI naik 16,2% YoY menjadi Rp 286,5 triliun dari sebelumnya Rp 246 triliun.
Kualitas pembiayaan juga membaik, tercermin dari penurunan rasio non-performing financing (NPF) gross menjadi 1,88% dari 2,01%. NPF net turut membaik menjadi 0,51% dari 0,55%.
BSI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 319 triliun, naik 7,4% YoY dari Rp 297 triliun.
Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga atau financing to deposit ratio (FDR) naik menjadi 89,87% dari 83,05%.
Dari sisi aset, BSI mencatat pertumbuhan 12,01% YoY menjadi Rp 400,88 triliun dibandingkan Rp 357,9 triliun pada kuartal I tahun lalu.
Baca Juga: BSI Kembali Akan Gelar BSI International Expo 2025
BTN Syariah
Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp 198 miliar di kuartal I-2025, tumbuh 21% YoY dari Rp 164 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan laba ini ditopang oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang naik 12,5% YoY menjadi Rp 618 miliar.
Pendapatan dari piutang menjadi penyumbang terbesar, mencapai Rp 758 miliar.
BTN Syariah juga mencatatkan pemulihan beban impairment sebesar Rp 145 miliar, naik dari Rp 85 miliar.
Baca Juga: BTN Syariah Akan Semakin Lincah Setelah Spin Off
Pembiayaan yang disalurkan tumbuh 18,2% YoY menjadi Rp 46,2 triliun dari Rp 39,1 triliun. NPF gross sedikit turun menjadi 2,81% dari 2,84%, namun NPF net naik menjadi 0,56% dari 0,50%.
Penghimpunan DPK mencapai Rp 51,3 triliun, tumbuh 19,8% YoY dari Rp 42,8 triliun. Namun FDR menurun menjadi 90,01% dari 91,32%.
Dari sisi aset, BTN Syariah mencatat kenaikan menjadi Rp 61,1 triliun dari Rp 54,8 triliun.
CIMB Niaga Syariah
Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatat penurunan laba 14% YoY menjadi Rp 374 miliar pada kuartal I-2025, dari sebelumnya Rp 437 miliar.
Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban impairment menjadi Rp 190 miliar, dari Rp 128 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat menjadi Rp 486 miliar dari Rp 468 miliar.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, CIMB Niaga Syariah mencatatkan penurunan tipis 0,57% menjadi Rp 59,0 triliun dari Rp 59,3 triliun.
Baca Juga: Buat Bank Baru, CIMB Niaga Targetkan Spin Off Unit Usaha Syariah Rampung Mei 2026
Rasio NPF gross naik signifikan menjadi 2,05% dari 1,30%, begitu pula NPF net menjadi 0,99% dari 0,59%.
DPK juga mengalami kontraksi tipis 0,8% menjadi Rp 50,1 triliun dari Rp 50,5 triliun. Sementara FDR meningkat ke 116,9% dari sebelumnya 110,5%.
Total aset CIMB Niaga Syariah naik tipis menjadi Rp 64,7 triliun dari Rp 64,5 triliun.
Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengalami penurunan laba sebesar 39% YoY pada kuartal I-2025 menjadi Rp 1,67 miliar dari Rp 2,78 miliar.
Penurunan ini dipicu oleh turunnya pendapatan setelah distribusi bagi hasil menjadi Rp 47,7 miliar dari Rp 49,3 miliar.
Pendapatan non-operasional seperti komisi, provisi, fee, dan administrasi juga turun dari Rp 130 miliar menjadi Rp 104 miliar.
DPK Bank Muamalat turut mengalami penurunan 10,2% menjadi Rp 41,3 triliun dari sebelumnya Rp 46 triliun.
Baca Juga: Tak Kunjung Listing di BEI, Ternyata Bank Muamalat Belum Penuhi Ketentuan OJK
Hal ini berdampak pada pembiayaan yang disalurkan, yang juga turun menjadi Rp 16,9 triliun dari Rp 21,3 triliun.
FDR Bank Muamalat melemah menjadi 40,78% dari 46,32%, menunjukkan masih lemahnya agresivitas dalam penyaluran pembiayaan.
Total aset bank ini turun 6,3% YoY menjadi Rp 60,8 triliun dari sebelumnya Rp 64,9 triliun.
Kesimpulan: Siapa Paling Unggul?
Dari sisi nominal laba, BSI masih memimpin dengan laba bersih tertinggi Rp 1,87 triliun dan aset terbesar Rp 400,88 triliun. BTN Syariah menunjukkan pertumbuhan laba tertinggi secara persentase, yaitu 21% YoY.
Namun, dari sisi efisiensi dan kualitas aset, BTN Syariah juga relatif stabil dengan NPF gross dan net yang terkendali serta pertumbuhan pembiayaan dan DPK yang solid.
Sebaliknya, CIMB Niaga Syariah dan Bank Muamalat menghadapi tantangan berat baik dari sisi profitabilitas maupun kualitas aset.
Selanjutnya: 8 Emiten Ekspansi Lewat Pendirian Anak Usaha Baru, Cermati Prospek Kinerjanya
Menarik Dibaca: Libur Panjang Idul Adha, OYO Hadirkan Diskon Hingga 75%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News