kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Kredit Investasi Perbankan Tumbuh Melambat, Pelaku Usaha Tengah Menahan Ekspansinya?


Selasa, 20 Mei 2025 / 19:52 WIB
Kredit Investasi Perbankan Tumbuh Melambat, Pelaku Usaha Tengah Menahan Ekspansinya?
ILUSTRASI. Pertumbuhan kredit investasi perbankan terlihat melambat di Maret 2025. Hal ini terjadi di tengah gejolak ekonomi global.KONTAN/Baihaki/13/5/2025


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit investasi perbankan terlihat melambat di Maret 2025. Hal ini terjadi di tengah gejolak ekonomi global, juga daya beli yang belum sepenuhnya pulih.

Seperti diketahui, kredit investasi merupakan fasilitas pembiayaan jangka panjang yang ditujukan untuk aset digunakan investasi perusahaan. Dalam hal ini, perlambatan pertumbuhan kredit investasi bisa berarti para pelaku bisnis tengah menahan ekspansinya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) kredit investasi di Maret 2025 hanya tumbuh 12,6% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 2.153,2 triliun. Padahal di bulan sebelumnya atau Februari 2025 masih tumbuh 13,6% yoy mencapai Rp 2.132,5 triliun.

Baca Juga: Kredit Investasi Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, perlambatan pertumbuhan kredit investasi terjadi di tengah daya beli yang belum sepenuhnya membaik, dan pengusaha yang masih menahan ekspansi. Disisi lain, bank juga perlu menjaga likuiditasnya.

Adapun sektor yang dinilai masih prospektif tahun ini yakni, terkait pertanian, consumer goods, kimia dan farmasi dimana sektor industri tersebut terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang paling utama.

"Tren pelemahan masih bergantung pada perbaikan ekonomi dan daya beli, bila membaik maka kredit pun akan bertumbuh," kata Trioksa kepada kontan.co.id, Selasa (20/5).

Trioksa menyarankan agar bank menjaga likuiditas dan kualitas dari kredit serta menjaga efisiensi operasional sehingga dapat menekan suku bunga kredit.

Walau terjadi perlambatan secara industri, sejumlah perbankan terlihat masih mencatatkan pertumbuhan pada penyaluran kredit investasi.

Ambil contoh, PT Bank Central Asia (BBCA) yang per Maret 2025 penyaluran kredit investasinya mencapai sebesar 327,6 Triliun naik 17,9% yoy.

Menurut EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, kinerja industri perbankan akan sejalan dengan kondisi perekonomian.

"Tren pertumbuhan kredit masih terjaga hingga saat ini. Ditopang likuiditas yang solid serta mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, kami berkomitmen menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," terang Hera.

BCA menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan, seperti kondisi perekonomian domestik, global, serta potensi bisnis calon debitur. 

Baca Juga: Kredit Investasi Perbankan Tumbuh Tinggi, Pelaku Bisnis Dinilai Masih Ekspansif

"Kami juga berkomitmen menyalurkan kredit secara prudent, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin," katanya.

Adapun Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah mengatakan, apabila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2024, pada bulan Mei 2025 ini kredit investasi masih mengalami pertumbuhan, walaupun tidak sampai 1% apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit korporasi secara keseluruhan yang tumbuh sebesar 8,5%.

"Kalau di OK Bank, sektor manufaktur dan properti masih mengalami pertumbuhan yang positif. Secara umum kredit korporasi juga masih on track sesuai dengan target Rencana Bisnis Bank," ujar Efdinal.

Untuk mendorong penyaluran kredit investasi, OK Bank lebih fokus kepada sektor-sektor yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan namun dengan risiko yang terukur, termasuk berpartisipasi dalam kredit sindikasi.

Selanjutnya: Pelantikan Irjen Pol Muhammad Iqbal Jadi Sekjen DPD Dinilai Menyalahi Aturan

Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×