kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

Pengamat: Industri Asuransi Syariah Masih Berat Capai Target Pertumbuhan Aset OJK


Senin, 05 Mei 2025 / 15:30 WIB
Pengamat: Industri Asuransi Syariah Masih Berat Capai Target Pertumbuhan Aset OJK
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan aset asuransi syariah dan reasuransi syariah sebesar 13,2% pada tahun 2025. Namun, hingga Februari 2025, total aset gabungan asuransi umum dan jiwa syariah baru tumbuh 3,24% menjadi Rp 43,26 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa target tersebut masih jauh dari pencapaian.

Menurut pengamat asuransi, Irvan Rahardjo, industri asuransi syariah masih menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengejar target tersebut. 

"Asuransi syariah selama beberapa tahun terakhir tidak menunjukkan pertumbuhan berarti. Market share-nya stagnan di angka 5% dari tahun ke tahun," ujarnya kepada Kontan, Senin (5/5).

Baca Juga: Pangsa Pasar Stagnan, Ini Strategi Allianz Syariah

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi keuangan syariah memang mencapai 43,42%, tetapi tingkat inklusinya hanya 13,41%. Artinya, meskipun masyarakat mulai memahami prinsip keuangan syariah, implementasi atau penggunaannya masih sangat terbatas.

Untuk bisa mengejar target OJK, Irvan menyarankan beberapa strategi. Di antaranya adalah inovasi produk dan layanan, seperti pengembangan mikroasuransi dan asuransi berbasis komunitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan edukasi berbasis digital untuk meningkatkan pemahaman tentang asuransi syariah.

Baca Juga: Kolaborasi Multisektor Penting dalam Mendorong Pertumbuhan Asuransi Syariah

Lebih lanjut, Irvan mengatakan, kolaborasi dengan teknologi dan startup juga menjadi poin penting. Pemanfaatan artificial intelligence, big data, dan insurtech diyakini mampu meningkatkan efisiensi serta memperbaiki pengalaman pelanggan. 

“Ekspansi ke pasar non-Muslim juga bisa menjadi peluang, dengan mengedepankan nilai-nilai universal seperti transparansi, keadilan, dan keberlanjutan,” ujar Irvan.

Baca Juga: OJK Proyeksikan Aset Asuransi dan Reasuransi Syariah Tumbuh 13,2% pada 2025

Selanjutnya: Ekonomi RI Melambat, Rupiah Ditutup Lesu ke Rp16.455 pada Perdagangan Senin (5/5)

Menarik Dibaca: Berikut Indeks Menabung Konsumen dan Indeks Kepercayaan Konsumen (April 2025)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×