Sumber: KONTAN.co.id,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Fungsi Payment ID
Payment ID memiliki tiga fungsi utama, yakni:
1. Mengidentifikasi profil pengguna secara spesifik
2. Mengotentikasi data transaksi untuk memastikan validitasnya
3. Menghubungkan data individu dengan catatan transaksi secara rinci.
Peluncuran resminya bakal dilakukan pada 17 Agustus 2025. Sementara, implementasi penuh dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama ditargetkan berjalan mulai 2027. Lalu disusul tahap kedua yang dilakukan pada 2029 dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga.
Baca Juga: Sistem Payment ID Akan Membantu Bank Menekan Risiko Kredit Macet
Jenis transaksi yang bisa dipantau Payment ID
Mengutip Kompas.com, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP), BI Dudi Dermawan menyampaikan, Payment ID dapat memantau segala jenis keuangan, mulai dari pendapatan, pengeluaran, hingga transaksi lainnya.
"Payment ID sangat powerful alias kuat, lantaran bisa memantau transaksi keuangan masyarakat, termasuk sumber pendapatan, pengeluaran, riwayat pinjaman, investasi, hingga keterlibatan atau transaksi judi online (judol) dan pinjaman online (Pinjol)," kata dia, dikutip dari Kompas.com, (21/7/2025).
Payment ID juga bisa menunjukkan transaksi keuangan pemiliknya, baik dari rekening bank, dompet digital, maupun kanal pembayaran lainnya.
Tanggapan atas Payment ID
Berikut tanggapan sejumlah bank atas rencana peluncuran Payment ID:
- PT Bank BJB Syariah
PT Bank BJB Syariah memandang implementasi Payment ID sebagai upaya positif dalam memperkuat integrasi sistem pembayaran serta berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap risiko kredit.
Direktur Operasional Bank BJB Syariah Vicky Fitriadi mengatakan jika Bank BJB Syariah secara prinsip mendukung setiap inovasi otoritas yang bertujuan mendorong inklusi keuangan di industri perbankan, termasuk melalui pemanfaatan data yang lebih menyeluruh, termasuk pula rencana BI mengimplementasikan Payment ID ini. Hal ini dinilai bakal memperkuat sistem keuangan menjadi makin transparan.
Terkait potensi pengaruh terhadap risiko kredit, Bank BJB Syariah menilai Payment ID berpeluang memberikan kontribusi positif. Transparansi atas rekam jejak keuangan individu ini yang dapat memperkaya proses penilaian kelayakan nasabah dan memperkuat manajemen risiko pembiayaan.
Baca Juga: Bank Menyambut Positif Layanan Transaksi Keuangan Digital Payment ID Besutan BI
"Hal ini akan membantu lembaga keuangan, termasuk Bank BJB Syariah, dalam melakukan asesmen yang lebih akurat serta pengambilan keputusan yang lebih prudent, sehingga pada akhirnya dapat menekan potensi pembiayaan bermasalah (non-performing financing)," ujarnya.