kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi digital meningkat, pertumbuhan kartu kredit terangkat


Selasa, 12 November 2019 / 18:13 WIB
Transaksi digital meningkat, pertumbuhan kartu kredit terangkat
ILUSTRASI. Petugas beraktivitas pada pembuatan kartu kredit di Unit Pencetakan Kartu Bank Mandiri


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google dalam laporan bertajuk e-Conomy 2019 mencatat Indonesia sebagai negara yang punya nilai transaksi paling besar di Asia Tenggara. Pada 2019, diprediksi nilai transaksi digital di Indonesia bisa mencapai US$ 41 miliar.

Nilai tersebut paling banyak disumbang oleh transaksi e-commerce senilai US$ 21 miliar, disusul online travel senilai US$ 10 miliar, kemudian ride hailing US$ 6 miliar, dan online media US$ 4 miliar. 

Menurut Google, nilai itu diprediksi akan naik lebih tinggi pada 2025 dengan nilai mencapai US$ 133 miliar. Segmen e-commerce juga bakal tetap jadi penopang dengan nilai US$ 82 miliar.

Potensi ini turut dilirik oleh sejumlah bank buat meningkatkan transaksinya. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya bakal menyasar segmen e-commerce untuk ekspansi kartu kreditnya.

Baca Juga: Jelang tutup tahun, CIMB Niaga geber transaksi kartu kredit

"Kami melakukan kolaborasi dengan sejumlah platform e-commerce besar. Pertumbuhan kartu kredit kami hingga kuartal III-209 juga salah satunya ditopang oleh kenaikan volume transaksi khususnya untuk transaksi e-commerce dengan berpartisipasi pada event," kata SVP Credit Card Bank Mandiri Vira Widiyasari kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Sedangkan dari catatan keuangan perusahaan hingga September 2019, sales volume kartu kredit bank berlogo pita emas ini mencapai Rp 13 triliun, tumbuh 20,4% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalau senilai Rp 10,8 triliun.

Sayangnya, pertumbuhan komisi dari bisnis kartu kredit perusahaan tercatat stagnan dengan pertumbuhan 0,6% (yoy) menjadi Rp 1,6 triliun pada September 2019. Meski demikian hal ini tak perlu dikhawatirkan, sebab sejak Januari 2019 hingga September 2019 saja Bank Mandiri mencatat pertumbuhan penerbitan kartu kredit baru yang mumpuni hingga 122% (ytd).

"Kami akan fokus mengembangkan kerjasama dengan merchant strategis dengan mengedepankan customer experience dan kebutuhan sehari-hari nasabah," lanjut Vira.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ambil langkah serupa menyasar transaksi digital buat bikin gemuk transaksi kartu kreditnya. Yang teranyar, bank swasta terbesar di tanah air ini menggandeng penerbit asal Jepang yaitu Japan Credit Bureau (JCB), Senin (11/11) kemarin.

Direktur BCA Santoso Liem menjelaskan kartu kredit BCA-JCB ini diluncurkan guna menyasar segmen masyarakat yang gemar pelesiran, terutama ke Jepang.

"Kuncinya hanya satu kami bisa membidik masyarakat kelas menengah yang harus diikuti apa yang menjadi interest mereka. salah satunya adalah travelling," jelas Santoso usai acara peluncuran.

Sementara per September 2019, sales volume kartu kredit BCA telah nilainya mencapai Rp 13,4 triliun dengan pertumbuhan sebesar 10,4% (yoy). Sementara pertumbuhan nasabah kartu kredit baru menurut Santoso berkisar antara 12%-13%.

Baca Juga: Tahun depan, Bank Mandiri perkirakan penyaluran kreditnya tumbuh 9%-10%

Santoso juga optimistis dengan makin meningkatnya transaksi digital di tanah air pertumbuhan pemegang kartu kredit BCA pada 2020 mendatang bisa mencapai 25% dari nasbah yang kini berjumlah 3,9 juta pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×