kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Peserta Mencapai 54 Juta Orang pada Tahun 2025


Kamis, 08 Mei 2025 / 17:02 WIB
BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Peserta Mencapai 54 Juta Orang pada Tahun 2025
ILUSTRASI. BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek menargetkan total tenaga kerja atau peserta yang terdaftar dapat mencapai 54 juta orang pada 2025. KONTAN/Baihaki/27/12/2024


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek menargetkan total tenaga kerja atau peserta yang terdaftar dapat mencapai 54 juta orang pada 2025.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menerangkan target tersebut naik 9 juta orang, jika dibandingkan pencapaian pada akhir 2024.

"Tahun lalu itu peserta yang terdaftar 45,22 juta. Tahun ini, targetnya 54 juta," ungkapnya saat ditemui di Plaza BPJamsostek, Jakarta Selatan, Kamis (8/5).

Untuk meraih target kepesertaan tersebut, Anggoro mengatakan pihaknya akan fokus menyasar pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU), seperti petani, nelayan, hingga ojek online. Dia bilang BPJS Ketenagakerjaan akan berfokus mengedukasi kepada komunitas masyarakat di daerah-daerah mengenai pentingnya perlindungan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga: Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan di Kuartal I-2025, Ini Penyebabnya

"Jadi, hal itu menjadi salah satu cara kami untuk membuka simpul-simpul transaksi ke mereka," ujarnya.

Anggoro tak memungkiri memang selama ini banyak pekerja informal yang belum terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan hal itu menjadi tantangan. Dia bilang salah satu tantangannya, yaitu para pekerja informal biasanya kesulitan dalam membayar iuran secara rutin sehingga perlu adanya edukasi dan skema yang tepat.

"Mereka itu kadang-kadang sering lupa (bayar iuran). Oleh karena itu, kami mencoba sisi edukasi digencarkan secara program, ditambah juga menggencarkan testimoni-testimoni dari pekerja informal yang sudah merasakan manfaat dari program BPJS Ketenagakerjaan," tuturnya.

Lebih lanjut, Anggoro mencontohkan semisal adanya kerja sama dengan aplikator ojek online untuk membantu pengemudi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan menerapkan auto debet atau pemotongan dari pendapatan untuk membayar iuran. 

Baca Juga: Soal Klaim JKP BP Ketenagakerjaan Meningkat pada Kuartal I-2025, Ini Kata BPJS Watch

"Setiap hari mereka dapet komisi, aplikator yang mau membantu nanti tinggal dipotong saja dari situ untuk iuran, semisal per harinya Rp 1.500 atau Rp 2.000," ungkapnya.

Meskipun demikian, Anggoro menyebut usulan atau ide tersebut belum sempat dibahas. Namun, dia bilang pihaknya berkeinginan membahas ide tersebut dengan aplikator serta pihak terkait lainnya. 

Sementara itu, Anggoro menerangkan jumlah pekerja informal yang terdaftar di BPJS ketenagakerjaan pada akhir 2024 sekitar 10 juta orang dari total peserta 45 juta orang. 

Selanjutnya: Lewat 3 Smelter HPAL, Merdeka Battery (MBMA) Targetkan Kerek Produksi Nikel MHP

Menarik Dibaca: DANA & Ant International Targetkan 5.000 UMKM Perempuan Belajar Bisnis hingga AI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×