Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. AturDuit, Perusahaan finansial teknologi (fintech) aggregator terus berupaya mendorong pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia. Dengan begitu, akses masyarakat terhadap jasa keuangan semakin luas sehingga pada akhirnya akan mendorong ekonomi.
Mitul Lakhani, CEO iMoney Group mengatakan, promosi inklusi keuangan dilakukan melalui penyediaan edukasi keuangan dan literasi di Learning Center AturDuit serta meningkatkan akses terhadap aplikasi produk keuangan yang mudah dipahami dan bisa memenuhi kebutuhan individu.
Baca Juga: Fintech aggregator AturDuit catatkan 12 juta pengguna per tahun
Tak hanya itu, AturDuit juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah mitra untuk membentuk komunitas di lapangan membidik segmen yang selama ini memang kurang terlayani. "Misalnya berkolaborasi dengan Universitas mempromosikan literasi keuangan dan pendidikan," jelas Lakhani pada Kontan.co.id, Rabu (6/11).
Lakhani melihat penetrasi digital di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat dan mudah menerima digitalisasi dalam menjalankan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, layanan aggregator juga akan mudah diterima oleh masyarakat.
Penetrasi digital ini didukung dengan tingkat penggunaan seluler di Indonesia yang cukup besar menempati urutan lima tertinggi secara global yakni 106 juta. Orang Indonesia juga menjadi pengguna media sosial tertinggi ke empat di dunia dan menjadi pemimpin dalam belanja online.
Dengan layanan bisnis yang sekaligus berfungsi untuk mendorong inklusi keuangan ditambah dengan perkembangan digital yang kian pesat, bisnis fintech aggregator menurut Lakhani akan terus berkembang di Indonesia.
Baca Juga: Dari ratusan fintech yang terdaftar di OJK, baru belasan yang berizin
Untuk itu, AturDuit akan terus berupaya meningkatkan layanannya sehingga mendorong pengetahuan masyarakat akan produk-produk keuangan yang pada akhirnya akan mendorong bisnis perusahaan.
Bisnis keuangan menurut Lakhani akan terus berkembang dan akan mengarah pada pada inovasi digital dan pertumbuhan fintech. Hal itu didukung dengan kebijakan nasional yang memungkinkan dan mendorong lembaga keuangan untuk berinovasi menuju inklusi dan digitalisasi.
Bank-bank besar seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA) telah mengalokasikan ratusan juta dollar untuk inisiatif digitalisasi pada 2019.
Saat ini sudah ada beberapa fintech aggregator yang beroperasi di Indonesia. Namun, AturDuit memiliki strategi untuk bisa mengambil hati masyarakat. Lakhani bilang, pihaknya selalu mengutamakan pelanggan sehingga bisa memastikan dengan benar apa yang dibutuhkan pelanggan tersebut.
Baca Juga: KoinWorks menargetkan penyaluran dana sebesar Rp 5,6 triliun tahun 2020
Menurutnya, cara AturDuit melayani konsumen merupakan perbedaan mencolok dengan kompetitor. Pihaknya benar-benar fokus pada apa yang dibutuhkan konsumen dan membantu setiap fase perjalanan finansialnya.
AturDuit merupakan bagian dari iMoney Group, perusahaan fintech yang berbasis di Kuala Lumpur- Malaysia yang berdiri sejak 2012. Saat ini telah memiliki operasi di 4 negara yakni Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia.
Platform AturDuit menyajikan perbandingan berbagai produk keuangan sehingga bisa membantu konsumen memilih produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan begitu konsumen dapat mempelajari, membandingkan, dan mengajukan permohonan untuk produk-produk keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News