Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini tengah marak kasus pembobolan dana nasabah dompet digital. Memicu sejumlah perusahaan pelaku dompet digital lebih memperketat keamanan penggunanya, salah satunya PT Espay Debit Indonesia Koe atau DANA.
DANA telah memberi tanggapannya terkait kasus pembobolan dana yang viral di media sosial X. Head of Communications DANA Indonesia, Sharon Issabella memberikan tanggapan mengenai kasus pembobolan dana yang tengah viral di media sosial.
Baca Juga: AstraPay Tingkatkan Proteksi Keamanan, Ini Alasannya
Menurut Sharon kejadian tersebut telah menjadi perhatian DANA dan telah masuk pada tahap investigasi.
"Beredarnya laporan pengguna DANA di media sosial X, kami dapat informasikan bahwa kejadian ini telah menjadi perhatian DANA dan kami turut menyesal atas kejadian yang menimpa dan mengakibatkan hilangnya saldo DANA milik pengguna," ungkap Sharon pada Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Sharon menjelaskan DANA telah melaksanakan investigasi secara menyeluruh dengan menghubungi langsung pengguna yang bersangkutan oleh tim Customer Care DANA, guna mencocokan identitas pengguna serta mencari tahu kronologis dari setiap transaksi digital yang telah dilakukan pengguna.
Sharon menambahkan hasil investigasi menyebutkan bahwa adanya serangan phishing yang menimpa pengguna sebelumnya di luar aplikasi DANA.
"Jadi hasilnya ada pihak yang tidak bertanggungjawab telah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyambungkan PIN dan OTP yang diterima untuk mengakses akun pelaku dengan aplikasi lainnya," jelas Sharon.
Baca Juga: Marak Kasus Pembobolan pada Dompet Digital DANA, Begini Tanggapan DANA
Adanya kejadian ini, Sharon mengatakan DANA kembali mengimbau seluruh pengguna untuk mendukung keamanan dan perlindungan data pribadinya dengan berperilaku bijak dan penuh kewaspadaan.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengganti PIN secara berkala, menjaga kerahasiaan kode OTP dengan tidak membagikannya kepada orang lain maupun pihak tidak berwenang yang mengatasnamakan DANA
"Kami sadar bahwa kejahatan siber makin marak, sehingga kami pun membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak termasuk pengguna untuk tetap waspada akan berbagai jenis kejahatan siber yang dapat mengancam," ungkap Sharon.
Demi mencegah makin banyaknya kejadian serupa yang terulang kembali, Sharon menjelaskan DANA melapisi aplikasi dengan sistem keamanan berlapis dan teknologi terdepan di kelasnya.
Proteksi tersebut telah diberikan berupa teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI), biometric, two-factor authentication dan teknologi baru lainnya.
DANA juga memiliki fitur DANA VIZ (Visual Identity AuthoriZation) yang kini bisa digunakan oleh semua penguna untuk melindungi dari upaya penyalahgunaan pihak lain.
Baca Juga: Viral Pembobolan Dana Nasabah Dompet Digital DANA
Sedangkan terkait ganti rugi, Sharon mengatakan DANA memiliki fitur DANA PROTECTION sebagai jaminan proteksi 100%, namun tetap sesuai Syarat dan Ketentuan yang berlaku.
Syarat tersebut diantaranya Kehilangan saldo DANA yang terjadi pada saat Pengguna DANA kehilangan perangkat telekomunikasi (handphone) dan kehilangan saldo DANA yang diakibatkan oleh orang/pihak lain yang menyalahgunakan Akun DANA Pengguna dan melakukan transaksi yang tidak terotorisasi oleh pemilik Akun DANA, yaitu tidak terverifikasi dengan kode verifikasi OTP atau PIN.
"Meski begitu, perlindungan yang diberikan oleh DANA PROTECTION ini hanya diberikan kepada seluruh pengguna DANA yang sudah terverifikasi (akun premium) untuk melindungi dari transaksi yang tidak sah yang diakibatkan oleh pengambilalihan akun," ungkap Sharon.
Selain memperkuat sistem keamanan, Sharon juga mengatakan DANA akan terus membekali pengguna dengan berbagai edukasi berkelanjutan mengenai jenis-jenis kejahatan siber dan cara-cara untuk mencegahnya.
"Kami juga akan bekerjasama dengan Pemerintah, Regulator, Asosiasi, dan seluruh ekosistem di industri, untuk bersama-sama memerangi kejahatan siber dan memperkuat industri pembayaran digital di Indonesia," jelas Sharon.
Baca Juga: OJK Sebut Pinjol Harus Bertanggung Jawab Bila Penagih Lalai, Begini Respons Pemain
Melihat sedang maraknya kasus pada dompet digital, PT Astra Digital Arta (AstraPay) kini tengah terus meningkatkan proteksi keamanan bagi seluruh penggunanya, hal itu sejalan dengan semakin maraknya terjadi kasus pembobolan pada dompet digital.
Chief Product & Technology PT Astra Digital Arta (AstraPay), Arthur Purnama mengatakan dalam industri keuangan digital, berbagai permasalahan keamanan sering kali muncul.
Salah satunya yang sedang marak terjadi adalah pembobolan saldo pengguna dompet digital. Arthur menjelaskan AstraPay selalu melakukan peningkatan sistem keamanan guna menekan jumlah kasus pada dompet digital.
"Kami melakukan edukasi rutin ke para pengguna untuk mencegah dengan melalui blogs, email blast, dan sejenisnya untuk mengenali dan menghindari penipuan, serta kerja sama dengan otoritas terkait untuk penanganan kasus," ungkap Arthur.
Arthur menjelaskan hingga saat ini ada beberapa proteksi yang telah dijalankan oleh AstraPay sebagai bentuk perlindungan kepada pengguna.
Proteksi yang telah terapkan antara lain meliputi enkripsi data, autentikasi dua faktor, serta pemantauan transaksi secara real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
"Berbagai upaya proteksi telah kami lakukan guna menjaga keamanan pengguna," ujar Arthur.
Baca Juga: Momen Nataru, Dompet Digital DANA Optimistis Jumlah Transaksi Meningkat
Menurut Arthur kasus yang sedang marak terjadi seperti saat ini menunjukkan pentingnya keamanan dalam layanan dompet digital. Hal ini selalu menjadi perhatian serius bagi penyedia layanan.
"Sangat disayangkan ketika pengguna mengalami kehilangan dana karena faktor keamanan yang kurang," jelas Arthur.
Melihat masih maraknya terjadi pembobolan saldo pengguna dompet digital ini, Arthur menargetkan akan adanya penigkatan yang signifikan terkait proteksi AstraPay pada tahun 2024.
Menurutnya sebagai penyedia layanan AstraPay akan terus berusaha meningkatkan proteksi untuk menjaga keamanan dana nasabah.
"Ke depannya kami selalu mereview dan mengimprove teknologi keamanan kami menuju ke yang level yang lebih advance, kerjasama dengan lembaga keamanan siber, dan edukasi pengguna," ungkap Arthur.
Seiring dengan peningkatan proteksi yang akan dilakukan, Arthur juga menargetkan akan adanya peningkatan jumlah pengguna di tahun 2024 serta ekspansi layanan.
Arthur menambahkan proyeksi tentunya juga akan mencakup pengembangan produk atau layanan baru.
Baca Juga: AS Membongkar Jaringan Penipuan Investasi Kripto di Asia Tenggara
Untuk strategi capai target tersebut Arthur menjelaskan akan melakukan marketing campaign kolaborasi dengan berbagai pihak seperti partner bisnis, regulator, dan sejenisnya.
"Kami juga akan melakukan pengembangan teknologi, hingga peningkatan layanan pelanggan. Untuk keamanan, fokusnya adalah pada peningkatan infrastruktur keamanan dan kesadaran pengguna tentang praktik keamanan yang baik," jelas Arthur.
Selain itu, PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja akan terut memperketat keamanan pengguna di tengah pesatnya perkembangan teknologi pembayaran digital.
Yogi Rizkian Bahar, Chief Executive Officer LinkAja mengatakan perkembangan teknologi dan sistem informasi berkembang sangat pesat di Indonesia, tidak terkecuali teknologi pembayaran digital.
Menurutnya adanya perkembangan yang sangat pesat ini membuat setiap industri dituntut untuk bertransformasi serta berinovasi.
"Transformasi ini harus dengan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan layanan transaksi nasabah," ungkap Yogi.
Dengan maraknya tindak penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggungjawab, Yogi menjelaskan LinkAja akan selalu mengedepankan kemananan bertransaksi sebagai faktor Utama bisnis.
Menurutnya bentuk penipuan online ini tidak hanya menargetkan infrastrukturkeamanan, namun para pelaku juga memanfaatkan psikologi manusia.
Baca Juga: Momen Nataru, Dompet Digital DANA Optimistis Jumlah Transaksi Meningkat
"Secara berkala kami terus memberikan edukasi kepada para pengguna kami, untuk menjaga kerahasiaan akun, dengan tidak membagikan pin, password, dan OTP akun kepada orang lain," ujar Yogi.
Sebagai bentuk menjaga keamanan pengguna LinkAja secara konsisten menerapkan sistem keamanan sesuai dengan arahan dari Bank Indonesia. Yogi mengatakan LinkAja selalu mengedepankan aspek keamanan dengan menerapkan prinsip verifikasi dua langkah atau Two Factor Authentication (2FA) berupa PIN dan OTP.
"Selain itu kami juga menghimbau Pengguna untuk dapat mengganti 6 digit PIN secara berkala dan memantau notifikasi transaksi keuangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Yogi.
Selain itu Yogi juga menambahkan LinkAja juga telah menerapkan sistem pengendalian fraud (Fraud Management System) yang bekerja 24/7 sebagaimana yang dimandatkan oleh regulator, dalam hal ini Bank Indonesia, di dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Perusahaan Jasa Pembayaran.
"Kami terus melakukan evaluasi secara berkala seraya mengikuti arahan dan ketentuan dari regulator terkait hal tersebut," kata Yogi.
Selaras dengan peningkatan sistem keamanan, Yogi mengatakan sangat optimis terhadap proyeksi bisnis di tahun 2024.
Dimana targetnya adalah LinkAja akan terus berfokus pada sinergi dengan ekosistem BUMN yang lebih komprehensif dan berkesinambungan serta mengandalkan inisiatif strategis melalui model bisnis dua sisi B2B2C dalam upaya memperkuat fundamental bisnis untuk mencapai profitabilitas dan keberlanjutan (sustainability).
"Salah satu bentuk kerjasamanya adalah penyaluran dana (disbursement) yang telah kami terapkan dibeberapa ekosistem BUMN dan mitra strategis kami lainnya. Kerjasama tersebut merupakan salah satu bagian dalam fokus segmen B2B yang diharapkan akan meningkatkan loyalitas dan frekuensi transaksi pengguna (B2C)," Jelas Yogi.
Selanjutnya: Penurunan Harga Komoditas Menekan Kinerja Ekspor Indonesia
Menarik Dibaca: Selain Bagus untuk Pencernaan, Ini 6 Manfaat Kombucha untuk Kecantikan Kulit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News