kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.784   16,00   0,10%
  • IDX 6.382   120,24   1,92%
  • KOMPAS100 916   20,96   2,34%
  • LQ45 718   11,44   1,62%
  • ISSI 200   5,90   3,05%
  • IDX30 377   4,63   1,24%
  • IDXHIDIV20 455   4,89   1,09%
  • IDX80 104   2,48   2,43%
  • IDXV30 111   4,30   4,04%
  • IDXQ30 123   1,12   0,92%

Upaya Perbankan Menjaga Keuntungan Saat NIM Konsisten Turun


Jumat, 11 April 2025 / 19:24 WIB
Upaya Perbankan Menjaga Keuntungan Saat NIM Konsisten Turun
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Rasio Net Interest Margin (NIM), yang menjadi salah satu penentu profitabilitas perbankan konsisten menunjukkan penurunan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn pun mengungkapkan NIM hanya merupakan salah satu komponen indikator profitabilitas. Di mana, ada faktor-faktor lain yang bisa menjaga laba bank.

“Belum memperhitungkan pendapatan non-bunga, biaya operasional perusahaan, dan biaya pencadangan kredit,” ujar Hera.

Lebih lanjut, Hera melihat pergerakan NIM ke depan akan sejalan dengan permintaan kredit di pasar, pergerakan suku bunga, dan kondisi likuiditas. Adapun, untuk kredit sendiri pun, ia menilai BCA masih memiliki pertumbuhan yang positif.

Baca Juga: Biaya Dana Tinggi Bikin Bank Sulit Jaga Margin

Sebagai gambaran, Per Februari 2025, penyaluran kredit bank swasta terbesar di tanah air ini secara bank only naik sebesar 14% secara tahunan (YoY). Nilai penyaluran kreditnya mencapa Rp 900,7 triliun.

“Kredi BCA tumbuh lebih tinggi dari rata-rata industri,” tambah Hera.

Sependapat, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat kinerja bank pada periode Januari hingga Februari 2025 itu tercatat baik. Dalam hal ini, ia melihat rasio Return on Asset (ROA) yang menunjukkan profitabilitas tetap baik.

“Apabila dilihat dari profitabilitas bank juga relatif terjaga dengan ROA-nya sebesar 2,41%,” ujar Dian.

Ia menambahkan optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan juga terlihat dari hasil survei orientasi bisnis perbankan yang melihat ada ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut.

Baca Juga: Mayoritas Bank KBMI 4 Alami Penurunan NIM Secara Bulanan

Ditambah, adanya momentum bulan lebaran yang biasanya mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat.

Hanya saja, Dian menilai masih ada tantangan yang tak terlepas dari industri perbankan untuk kinerja laba. Di mana, adanya kebijakan Presiden Trump seperti pengenaan tarif impor yang dapat menyebabkan inflasi.

“Ini bisa berdampak pada The Fed yang urung untuk mempercepat penurunan suku bunga,” tambahnya.

Selanjutnya: BPJS Ketenagakerjaan Catat Kenaikan Porsi Investasi Saham 6,81% per Maret 2025

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Produk Spesial Mingguan hingga 15 April 2025, Sampo Diskon Rp 19.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×