kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

AAUI Beberkan Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Asuransi Umum Hingga Akhir 2025


Rabu, 23 Juli 2025 / 19:02 WIB
AAUI Beberkan Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Asuransi Umum Hingga Akhir 2025
ILUSTRASI. Data AAUI mencatat, pendapatan premi industri pada kuartal I-2025 mencapai Rp 30,53 triliun, naik tipis dari periode yang sama di 2024


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) membeberkan sejumlah tantangan utama yang dihadapi industri asuransi umum hingga akhir 2025.

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan tantangannya, meliputi underwriting margin yang makin ketat akibat peningkatan risiko tanpa diikuti kenaikan premi yang proporsional, serta tekanan dari reasuradur global yang masih menghadapi kondisi hard market sehingga menyebabkan tarif reasuransi naik dan kapasitasnya terbatas.

"Ditambah, rendahnya literasi asuransi dan penetrasi di segmen ritel dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga potensi pasar belum tergarap optimal," katanya kepada Kontan, Rabu (23/7).

Tantangan lainnya, yaitu transformasi digital yang belum merata, terutama di luar Jakarta dan kota-kota besar sehingga membatasi efektivitas distribusi dan pelayanan. 

Seiring adanya tantangan yang dirasakan, Budi mengimbau perusahaan asuransi umum untuk melakukan sejumlah strategi. Dia menyebut perusahaan asuransi umum perlu melakukan diversifikasi lini bisnis dan inovasi produk. 

Baca Juga: OJK Susun POJK Terkait Ekosistem Asuransi Kesehatan, Ini Kata Manulife Indonesia

"Misalnya, melakukan pengembangan asuransi mikro, asuransi untuk kendaraan listrik, serta produk-produk hybrid yang mengadopsi perlindungan untuk risiko emerging, seperti risiko siber dan parametric insurance," tuturnya.

Selain itu, Budi bilang perusahaan juga perlu memaksimalkan digitalisasi saluran distribusi dan automasi proses klaim. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas akses pasar, dan meningkatkan daya saing harga.

Strategi lainnya, yaitu melakukan penguatan manajemen risiko dan penerapan pricing berbasis data, agar perusahaan lebih adaptif dalam mengelola risiko dan menetapkan premi yang sesuai dengan eksposur aktual.

Sebagai informasi, data AAUI mencatat, pendapatan premi industri pada kuartal I-2025 mencapai Rp 30,53 triliun. Nilai itu tumbuh tipis sebesar 0,3%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 30,45 triliun. 

Adapun nilai pembayaran klaim yang dilakukan industri asuransi umum pada kuartal I-2025 mencapai Rp 10,98 triliun. Nilai itu meningkat 4,8%, jika dibandingkan pencapaian periode sama tahun sebelumnya. 

Selanjutnya: Sidang Tahunan MPR/DPR Digelar 15 Agustus 2025

Menarik Dibaca: Fitur Lifestyle Hadir di PLN Mobile, Perluas Layanan ke Ranah Hiburan dan Gaya Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×