kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Syarat Mendapatkan Kredit Kian Longgar, Kredit Konsumsi Bisa Tumbuh Besar


Kamis, 24 Juli 2025 / 21:15 WIB
Syarat Mendapatkan Kredit Kian Longgar, Kredit Konsumsi Bisa Tumbuh Besar
ILUSTRASI. Peningkatan Kredit: Pembangunan proyek properti di Depok, Senin (2/6/2025). Ekonom memperkirakan kredit perbankan berpotensi tumbuh hingga 10-11 persen YoY di akhir 2025. Terutama didorong oleh sektor konsumsi dan properti. KONTAN/Baihaki/28/5/2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kredit industri secara umum mengalami perlambatan, penyaluran kredit yang bertujuan untuk konsumsi justru tercatat masih stabil. Terlebih, ada potensi pelonggaran syarat dari bank untuk mendapatkan kredit konsumsi yang bisa mendorong lebih besar.

Seperti diketahui, kredit konsumsi per Juni 2025 mengalami pertumbuhan sekitar 8,6% secara tahunan (YoY), cenderung stabil dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,7% YoY. Di sisi lain, pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan kredit secara total yang hanya tumbuh 7,6% YoY di periode sama.

Sejalan dengan itu, Survei Perbankan terbaru yang dilakukan oleh BI menunjukkan standar penyaluran Kredit Konsumsi relatif lebih longgar di kuartal II/2025 dan bakal berlanjut di kuartal berikutnya. Di mana, Indeks Lending Standard (ILS) kredit konsumsi di level -0,06% dari kuartal sebelumnya di level 0,01%.

“Kebijakan penyaluran yang lebih ketat antara lain terjadi pada aspek premi kredit berisiko, suku bunga, dan jangka waktu kredit, sementara kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar terdapat pada aspek plafon kredit,” tulis survei tersebut.

Baca Juga: BCA Salurkan Kredit Konsumer Rp 225,7 Triliun pada Kuartal l-2025

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun mengungkapkan bahwa stabilitas kredit konsumsi ini kemungkinan besar mencerminkan tingkat risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan jenis kredit lainnya seperti kredit investasi dan modal kerja. 

Dalam hal ini, ia bilang kredit konsumsi umumnya ditopang oleh karakteristik yang lebih stabil dalam hal pembayaran, khususnya KPR dan KKB yang memiliki agunan yang jelas.

“Cash flow konsumen cenderung lebih predictable dibandingkan kredit korporasi atau modal kerja,” ujar Josua.

Dengan tingkat risiko yang rendah, Josua tak menampik bahwa memang lending standart untuk kredit konsumsi bisa lebih longgar. Oleh karenanya, debitur konsumer akan lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan sehingga dapat menjaga tren pertumbuhan kredit konsumsi.

Meskipun demikian, ia mengingatkan lending standard yang longgar ini perlu dikelola secara hati-hati agar tidak meningkatkan risiko kredit bermasalah (NPL). Data OJK hingga Mei 2025 menunjukkan bahwa rasio NPL Gross secara keseluruhan masih rendah (2,29%), dan NPL Net sebesar (0,85%), yang mengindikasikan bahwa sejauh ini pelonggaran standar kredit belum menimbulkan masalah signifikan pada kualitas kredit. 

Baca Juga: Tren Perlambatan Kredit Konsumsi Berlanjut Maret 2025, Begini Kondisi Sejumlah Bank

“Meski begitu, pengawasan dan mitigasi risiko harus terus ditingkatkan, terutama dalam situasi perekonomian global dan domestik yang dinamis,” ujarnya.

Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn pun mengungkapkan bahwa pada umumnya, kredit konsumer dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pendapatan rumah tangga. 

Dengan demikian, ia memastikan BCA bakal terus mencermati perkembangan perekonomian guna memastikan pertumbuhan kredit berkelanjutan yang berkualitas.Tak hanya untuk kredit konsumer, tetapi penyaluran kredit ke segala segmen.

Ia bilang dalam upaya mendorong kredit konsumer, BCA terus menawarkan beragam promo bagi segenap nasabah. Harapannya bisa untuk menstimulus permintaan kredit dengan pengenaan bunga yang terjangkau oleh masyarakat, sehingga keberlanjutan pembiayaan terjaga. 

“BCA juga terus memperkuat proses credit scoring dan monitoring secara berkala guna menjaga kualitas portofolio kredit yang disalurkan,” ujarnya.

Baca Juga: Daya Beli Rendah Masih Berlanjut di 2025, Ini Strategi Bank Dongkrak Kredit Konsumsi

Per Maret 2025, kredit konsumer BCA naik 11,3% YoY menjadi Rp 225,7 triliun, ditopang KPR yang tumbuh 10,5% YoY hingga Rp 135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3% YoY menjadi Rp 67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya, sebagian besar kartu kredit, meningkat 13,9% YoY hingga Rp 23,3 triliun.

Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan hanya menegaskan bahwa kredit konsumsi di bank yang ia pimpin tetap tumbuh tinggi. Per Juni 2025, pertumbuhan tertinggi berasal dari KKB yang disalurkan lewat anak usahanya CIMB Niaga Auto Finance yang tumbuh sekitar 25% YoY. 

Sementara itu, kredit konsumsi yang tumbuh tinggi juga berasal dari Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang bisa mencapai 16% YoY. Sementara untuk kartu kredit cenderung stabil dan kredit rumah masih mengalami penurunan.

“Secara keseluruhan jika dibandingkan kuartalan masih stabil,” ujar Lani singkat.

Baca Juga: Kredit Konsumsi Konsisten Tumbuh Melambat Hingga April 2025

Selanjutnya: BCA Proyeksikan Likuiditas Valuta Asing Masih Mencukupi

Menarik Dibaca: Strategi dan Teka-Teki: Dua Sisi Baru Dunia Pokemon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×